Jakarta, CNN Indonesia --
Fiksi merupakan cerita rekaan yang dibuat berdasarkan imajinasi. Cerita fiksi merupakan bentuk narasi yang diciptakan oleh imajinasi penulis, dan tidak didasarkan pada kejadian nyata.
Berikut penjelasan apa yang dimaksud dengan cerita fiksi dilengkapi dengan ciri-ciri, unsur-unsur, dan contohnya yang dapat dipelajari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tujuan utama cerita fiksi adalah menghibur pembaca atau penonton dengan menghadirkan dunia, karakter, dan peristiwa yang tidak ada dalam realitas.
Hal ini memungkinkan penulis untuk bisa mengungkapkan gagasan, nilai, dan emosi melalui kreasi imajinatif mereka.
Pengertian cerita fiksi
Apa yang dimaksud dengan cerita fiksi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi adalah cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya). Karya cerita fiksi dapat diartikan sebagai sebuah cerita yang tercipta dari imajinasi penulisnya.
Karya fiksi dapat memiliki pengaruh yang lebih signifikan pada masyarakat dengan mengkomunikasikan pesan-pesan sosial atau meningkatkan representasi suara komunitas yang kurang terlihat dalam masyarakat umum.
Ciri-ciri cerita fiksi
Berikut adalah ciri-ciri cerita fiksi yang membedakannya dengan jenis cerita lain.
1. Kreatif dan imajinatif
Cerita fiksi berasal dari hasil imajinasi penulis, bukan berdasarkan peristiwa nyata. Meski terkadang terinspirasi dari kisah nyata, tetap ada unsur rekaan atau khayalan yang ditambahkan oleh penulis.
2. Memiliki struktur cerita
Cerita fiksi biasanya mengikuti alur tertentu, mulai dari munculnya konflik atau masalah, mencapai puncak ketegangan (klimaks), hingga akhirnya mendapatkan penyelesaian.
3. Mengandung nilai moral
Walaupun bersifat rekaan, cerita fiksi sering kali menyampaikan pesan moral atau pelajaran hidup, seperti pentingnya toleransi atau sikap saling menghargai antarteman.
4. Tokoh rekaan
Karakter dalam cerita fiksi diciptakan oleh penulis dan bisa jadi tidak benar-benar ada di dunia nyata. Bahkan jika terinspirasi dari orang sungguhan, sifat dan pengalaman tokoh biasanya telah dimodifikasi atau dikembangkan oleh penulis.
Unsur-unsur cerita fiksi
Unsur cerita fiksi dibagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut penjelasannya.
Unsur intrinsik cerita fiksi
Unsur intrinsik adalah elemen penting yang membentuk cerita fiksi dari dalam. Berikut unsur-unsur utamanya:
- Tema: gagasan utama yang menjadi dasar cerita. Bisa satu atau lebih tema dalam satu cerita.
- Alur: rangkaian peristiwa dalam cerita, bisa maju, mundur, atau campuran.
- Tokoh: karakter dalam cerita, baik manusia, hewan, atau makhluk lain yang menjalani kisah.
- Latar: waktu, tempat, dan suasana yang menjadi setting cerita dan mendukung jalannya peristiwa.
- Konflik: masalah utama yang menggerakkan cerita dan membangkitkan emosi pembaca.
- Sudut pandang: cara penulis menyampaikan cerita, bisa dari sudut pandang orang pertama, ketiga, atau pengamat.
- Dialog: percakapan antar tokoh yang mendukung pengembangan cerita dan karakter secara efektif.
Unsur ekstrinsik cerita fiksi
Unsur ekstrinsik adalah faktor luar yang memengaruhi penulis dalam menciptakan cerita. Meskipun tidak muncul langsung dalam cerita, unsur ini tetap berperan penting. Berikut beberapa contohnya:
- Latar belakang penulis: kehidupan pribadi, kondisi psikologis, dan pandangan sosial penulis memengaruhi gaya dan isi cerita.
- Ideologi dan pemikiran: pandangan hidup, filsafat, serta perkembangan ilmu dan teknologi yang diyakini penulis turut membentuk isi cerita.
- Kondisi sosial budaya: aspek pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik penulis sering tercermin dalam karakter atau alur cerita.
- Pengaruh zaman: cerita fiksi sering merefleksikan kondisi sosial dan budaya sesuai zaman ketika karya tersebut ditulis.
Contoh cerita fiksi
Berikut beberapa contoh cerita fiksi yang bisa dijadikan referensi dari berbagai judul.
1. Bebek Buruk Rupa
Seorang petani yang memiliki seekor bebek. Bebek tersebut bertelur dan menetaskan sepuluh anak bebek. Namun, salah satu dari anak bebek ini memiliki penampilan yang berbeda dari yang lain. Ia lebih besar dan berwarna abu-abu.
Anak bebek abu-abu ini harus menghadapi ejekan dan penolakan dari anak bebek lainnya setiap hari. Karena kesedihannya, ia akhirnya meninggalkan peternakan dan pergi ke sungai, lalu ia bertemu dengan seekor angsa putih yang sangat cantik.
Awalnya, anak bebek abu-abu itu mencoba menghindari angsa tersebut karena masih merasa terlalu sedih atas perlakuan anak bebek lainnya. Namun, saat ia melihat bayangannya sendiri di air sungai saat menyeberang, ia terkejut menyadari bahwa penampilannya telah berubah menjadi angsa yang cantik.
Ia baru menyadari bahwa selama ini ia bukanlah bebek jelek, melainkan angsa yang indah.
2. Gajah, Kerbau dan Harimau
Suatu hari, seorang kerbau mencari gajah di hutan untuk meminta tolong mencari makanan. Gajah setuju untuk bergabung, tetapi sebelum mereka bertemu, kerbau bertemu dengan harimau dan mengajaknya untuk ikut dalam pencarian makanan. Harimau juga menerima ajakan tersebut.
Ketiga hewan ini berusaha mencari makanan bersama dan bekerja sama dalam perburuan. Mereka mencari makanan dari pagi hingga sore, berhasil menangkap berbagai jenis hewan dan mengumpulkan beragam makanan, termasuk buah-buahan, dan hewan-hewan hidup.
Kerbau kemudian mencoba membagi makanan dengan adil, tetapi harimau merasa tidak puas dan menyerang kerbau, menambah porsi makanannya.
Harimau selanjutnya meminta gajah untuk membagi makanannya, tetapi karena masih tidak puas, ia menyerang gajah juga. Harimau menjadi serakah karena takut kekurangan makanan dan menyerang kedua temannya.
3. Timun Mas
Dahulu, terdapat seorang janda bernama Mbok Sirni yang sangat ingin memiliki seorang anak. Suatu hari, ia membuat perjanjian dengan seorang raksasa yang memberinya seorang anak, tapi dengan syarat bahwa anak tersebut harus diserahkan kepada raksasa ketika berusia enam tahun untuk dimakan.
Setelah menerima bayi yang lahir dari sebatang biji mentimun, yang diberi nama Timun Mas, Mbok Sirni semakin mencintainya. Ketika tiba saatnya raksasa datang untuk mengambil anak tersebut, Mbok Sirni berusaha mengulur waktu. Namun, ia akhirnya pergi menemui seorang pertapa yang memberinya bungkusan berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal.
Ketika raksasa datang lagi, Timun Mas menggunakan bungkusan-bungkusan tersebut untuk melawan raksasa. Biji mentimun tumbuh menjadi ladang yang melindungi mereka, jarum menjadi pohon bambu tajam, garam menciptakan lautan, dan terasi mengubah hutan menjadi lautan lumpur mendidih, sehingga raksasa akhirnya mati.
Demikian penjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan cerita fiksi, lengkap dengan ciri-ciri, unsur dan contohnya.
(avd/juh)