Australia Pede China Bakal 'Kepo' Latihan Militer AS Cs di Pasifik

8 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Australia menduga China akan memata-matai latihan militer besar yang sedang berlangsung bersama Amerika Serikat dan sekutu lainnya. Latihan militer besar-besaran ini digelar saat AS Cs makin waswas soal agresivitas militer China di Pasifik.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Perdana Menteri Anthony Albanese memulai kunjungan selama enam hari ke China untuk memperkuat kembali hubungan dagang yang sempat retak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di saat bersamaan, lebih dari 30.000 personel militer dari 19 negara turut ambil bagian dalam latihan gabungan tahunan bertajuk Talisman Sabre yang digelar di berbagai lokasi di Australia dan Papua Nugini.

"Militer China sudah mengamati latihan ini sejak 2017, dan akan sangat tidak biasa jika mereka tidak melakukannya kali ini," kata Pat Conroy, Menteri Industri Pertahanan dan Urusan Kepulauan Pasifik Australia, kepada stasiun penyiaran publik ABC, mengutip AFP.

Ia menambahkan bahwa pemerintah Australia akan memantau segala aktivitas China di sekitar wilayahnya.

"Negara-negara memantau latihan semacam ini untuk mengumpulkan intelijen tentang prosedur, spektrum elektronik, dan komunikasi. Kami akan menyesuaikan diri untuk mengelola kebocoran informasi itu."

Lebih jauh, Conroy mengungkapkan kembali kekhawatiran yang sebelumnya telah disuarakannya, bahwa China tengah berupaya membangun pangkalan militer permanen di kawasan Pasifik Selatan, sebuah klaim yang terus dibantah oleh Beijing sebagai "narasi palsu".

"Kami melihat upaya China untuk mengamankan pangkalan militer di wilayah Pasifik," ujarnya. "Kami bekerja keras agar Australia menjadi mitra keamanan utama pilihan di kawasan ini, karena kami percaya hal itu tidak menguntungkan bagi stabilitas Australia."

Kawasan Pasifik Selatan kini menjadi pusat perebutan pengaruh antara China dan kekuatan Barat. Pada 2022, China menandatangani pakta keamanan secara tertutup dengan Kepulauan Solomon, yang hingga kini isi lengkapnya belum pernah dipublikasikan. Amerika Serikat dan Australia khawatir perjanjian itu bisa menjadi langkah awal kehadiran pangkalan militer China secara permanen.

Kekhawatiran itu ditepis oleh Kedutaan Besar China di Fiji, yang menyebut tuduhan tersebut sebagai "narasi palsu" yang didorong oleh "motif tersembunyi". Namun, fakta di lapangan menunjukkan Beijing telah menggelontorkan ratusan juta dolar untuk membangun stadion olahraga, istana kepresidenan, rumah sakit, hingga jalan-jalan utama di negara-negara kecil di Pasifik.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kiribati, Kepulauan Solomon, dan Nauru juga memutus hubungan diplomatik dengan Taiwan demi menjalin kerja sama resmi dengan China.

Menurut Conroy, Australia menginginkan kawasan yang seimbang. "Kami ingin kawasan di mana tidak ada satu pihak yang mendominasi dan tidak ada yang didominasi," tegasnya.

Latihan militer Talisman Sabre tahun ini menjadi salah satu simbol kuat komitmen Australia dan sekutunya dalam menjaga keseimbangan strategis di kawasan Indo-Pasifik. Namun, di tengah meningkatnya tensi geopolitik, kawasan ini tampaknya akan terus menjadi medan tarik-menarik pengaruh antara kekuatan global.

(tst/rds)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |