Jakarta, CNN Indonesia --
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, ditutup sementara pada jam-jam tertentu dalam rangka pemeliharaan perkerasan landas pacu (runway) atau overlay.
Proses overlay dilakukan pada seluruh permukaan runway, yakni sepanjang 3.000 meter, dengan lebar 45 meter.
Untuk memastikan operasional penerbangan berjalan aman dan lancar, manajemen bandara telah berkoordinasi dengan Airnav Indonesia cabang Denpasar dan para airline operator soal penutupan runway di waktu tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga telah menerbitkan pemberitahuan kepada penerbang atau notice to airman (NOTAMN), karena selama waktu pekerjaan overlay untuk sementara runway kami tutup, yakni pada pukul 02.00 WITA sampai dengan 07.00 WITA," kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab, Selasa (15/7).
Dengan pemberitahuan ini, airline operator diminta untuk menyesuaikan jadwal penerbangannya dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Menurut Syaugi, overlay merupakan bagian dari program pemeliharaan infrastruktur bandara yang dilakukan untuk menjaga kekuatan struktur runway. Proses overlay kali ini membutuhkan waktu 10 bulan.
"Di mana saat proses lepas landas atau pendaratan pesawat diperlukan permukaan yang datar dan kokoh dengan tingkat kekuatan tertentu, sebagaimana dipersyaratkan dalam keselamatan penerbangan," imbuhnya.
Syaugi menyampaikan dalam 2 tahun terakhir manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai berfokus pada revitalisasi dan optimalisasi di bagian sisi darat, meliputi terminal, akses jalan di dalam kawasan bandara, hingga pembangunan JPO.
Tahun ini, pengelola bandara berupaya meningkatkan kinerja bandara di area sisi udara, khususnya runway.
Berdasarkan lalu lintas penerbangan sepanjang 2024, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia, dengan total 142 ribu pergerakan atau rata-rata 388 pergerakan pesawat per hari.
Tidak hanya itu, Bandara I Gusti Ngurah saat ini juga melayani penerbangan-penerbangan dengan menggunakan tipe pesawat berbadan besar, seperti Boeing 777- 300 ER (B773ER) dan Airbus 380-800 (A388).
"Dengan trafik penerbangan yang terus meningkat setiap tahun serta pilihan pesawat berbadan besar yang digunakan oleh airline, khususnya untuk penerbangan jarak jauh, maka kami rancang perkerasan runway agar memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi dan beban perlintasan yang berat," ujarnya.
Syaugi menyebut overlay dilakukan karena bandara Bali banyak melayani penerbangan rute internasional dengan pesawat berbadan besar.
"Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang melayani penerbangan rutin pesawat terbesar di dunia, A388," jelasnya.
(kdf/pta)