Belanja Skincare ala Anak Muda: Bujet Realistis Anti 'Boncos'

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Di balik beragam promosi produk skincare di media sosial, ternyata sebagian besar anak muda tidak gampang tergiur untuk membeli.

Survei terbaru mengungkap efektivitas skincare tetap jadi hal penting tapi mereka lebih memprioritaskan skincare yang harganya sesuai bujet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah survei mengungkap mayoritas responden 'hanya' mengalokasikan dana Rp100 ribu hingga Rp250 ribu per bulan untuk kebutuhan skincare.

Temuan ini merupakan bagian dari survei Populix bertajuk "Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts" yang dirilis pada April 2025. Sebanyak 42 persen mengaku menganggarkan antara Rp100.000-Rp250.000 per bulan.

Survei melibatkan 1.100 responden laki-laki dan perempuan berusia 18 hingga 44 tahun dari seluruh Indonesia. Responden terdiri dari kalangan Gen Z dan milenial yang mayoritas sudah bekerja dan berasal dari kelas menengah ke atas.

Sementara itu, sebanyak 28 persen lainnya rela merogoh kocek hingga Rp500 ribu per bulan, sedangkan 20 persen hanya mampu mengeluarkan di bawah Rp100.000.

Kemudian yang lainnya mengaku tidak memiliki bujet tetap dan tergantung kebutuhan atau promo yang sedang berlangsung.

Survei menunjukkan bahwa meskipun skincare telah menjadi kebutuhan harian bagi anak muda, pertimbangan harga tetap menjadi faktor utama.

"Efektivitas dan hasil nyata adalah hal yang paling penting bagi mereka dalam memilih produk skincare, tapi harga yang masuk akal tetap jadi prioritas," ujar Indah Tanip, VP of Research Populix.

Marketplace resmi jadi andalan

Salah satu strategi anak muda dalam mengatur bujet adalah memilih kanal belanja yang aman dan hemat. Survei menunjukkan bahwa 55 persen responden membeli skincare melalui toko resmi jenama skincare di marketplace, baik Tokopedia, Shopee, maupun platform lainnya.

Alasan utama mereka adalah jaminan orisinalitas produk, harga yang kompetitif, serta kemudahan mendapatkan promo atau bundling.

Perempuan lebih banyak menggunakan saluran ini dibanding laki-laki, yang justru lebih tersebar membeli lewat berbagai kanal, termasuk laman resmi jenama, duty-free saat bepergian, atau toko luar negeri.

Perhatikan produk skincare untuk remaja, harus memiliki pH seimbang (Foto/Freepik/master1305)Ilustrasi. Efektivitas dan hasil nyata memang jadi pertimbangan penting dalam membeli skincare. Namun survei menunjukkan mayoritas anak muda memprioritaskan skincare yang sesuai bujet. (Gesha Yuliani Nattasya)

Dengan bujet yang terbatas, strategi lain yang dilakukan anak muda adalah fokus membeli produk yang benar-benar esensial. Berdasarkan survei, produk yang paling sering dibeli adalah:

  • Cleanser atau pembersih wajah (63 persen)
  • Sunscreen (54 persen), terutama di kalangan Gen Z
  • Moisturizer atau pelembap (51 persen)
  • Serum (33 persen), lebih banyak dibeli oleh milenial

Angka ini menunjukkan bahwa meskipun tren skincare layering populer, konsumen muda Indonesia tetap selektif dan memprioritaskan produk-produk dasar yang terbukti penting untuk kesehatan kulit.

Saat ditanya apa yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih produk skincare ke depan, 53 persen responden menyebut "hasil yang nyata dan efektif" sebagai faktor nomor satu. Diikuti dengan "value for money" (46 persen) dan ketersediaan produk baik online maupun offline (26 persen).

Faktor keberlanjutan seperti label vegan, ramah lingkungan, atau konsep brand inovatif memang mulai diperhatikan, namun masih menjadi prioritas kecil dibanding efektivitas dan harga.

"Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun anak muda mengikuti tren, mereka tetap rasional. Brand yang bisa menghadirkan kualitas tanpa mengorbankan harga akan punya posisi kuat di pasar," tambah Indah Tanip.

(tis/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |