Demul Bantah Ada di Lokasi Makan Gratis Saat Tragedi Pesta Nikah Anak

9 hours ago 2

Bandung, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (Demul) membantah dirinya ada di Pendopo Lapangan Oto Iskandar Dinata, Garut pada Jumat (18/7), saat kericuhan terjadi di rangkaian pesta pernikahan anaknya.

Hal itu ia sampaikan melalui media sosialnya. Dia mengaku saat peristiwa terjadi sedang dalam perjalanan dari Lembur Pakuan Subang menuju festival UMKM di Bandung.

"Mengikuti gelar festival UMKM yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM. Saya ikut fashion show, menyampaikan sambutan," kata Dedi, dikutip di laman media sosialnya, Selasa (22/7).

Dedi mengaku setelah mendapat kabar kericuhan tersebut, sempat memberikan keterangan kepada wartawan.

"Bahkan menyampaikan belasungkawa dan setelah itu saya diwawancarai oleh media, dan setelah itu saya baru pergi ke Garut untuk menemui para korban, baik korban meninggal dunia keluarganya, maupun mereka yang masih ada di rumah sakit," katanya.

Dedi Mulyadi disebut ada di lokasi kejadian di Pendopo, Lapangan Oto Iskandar Dinata, pada Jumat (18/7), saat pesta pernikahan anaknya berujung tragedi yang menewaskan tiga orang.

Dugaan itu didapat berdasarkan keterangan salah seorang warga yang menjadi korban saat kericuhan terjadi.

Korban tersebut ialah Syifa Fauziah (17), warga warga Kampung Genteng RT 02 RW 16, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut. Syifa kini tengah mendapatkan perawatan medis intensif akibat luka yang dialaminya setelah terjatuh dan terdesak dalam kerumunan massa.

Keterangan dari Syifa, ia bersama keluarganya saat itu tengah mengantre makanan gratis pesta pernikahan anak Demul.

Saat itu, waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Tiba-tiba di lokasi, Gubernur Jawa Barat hadir. Akibatnya memicu antusiasme masyarakat untuk mendekat dan bertemu langsung dengan orang nomor satu di Jawa Barat tersebut.

"Lonjakan massa yang tidak terkendali menyebabkan kericuhan. Dalam situasi yang penuh desakan itu, Syifa terpisah dari keluarganya dan terjatuh. Petugas medis yang sigap segera memberikan pertolongan pertama dan membawa korban menggunakan ambulans menuju RSUD dr. Slamet Garut," seperti yang dikutip dalam siaran resmi dari Bidang Humas Polda Jabar, yang ditulis, Selasa (22/7).

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochamawan, belum memberikan keterangan akan hal tersebut. Wartawan sempat mengkonfirmasi, namun sampai berita ini dimuat, belum ada jawaban terkait berita ini.

Tragedi yang terjadi saat massa berdesakan di rangkaian acara pesta pernikahan putra Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Ada tiga korban tewas dalam peristiwa itu, salah satunya polisi.

Kepolisian di Garut sebelumnya telah memeriksa 10 orang termasuk panitia penyelenggara (event organizer/EO) hingga perangkat daerah terkait tragedi tersebut.

Belakangan, kasus itu diambil alih Polda Jabar.

Dedi Mulyadi menyatakan pihaknya terbuka untuk diperiksa polisi dalam rangka penyelidikan insiden di pesta pernikahan putranya tersebut. Dia mengatakan anak dan menantunya tak masalah jika memang akan diperiksa polisi.

"Enggak ada masalah. Kan, semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar. Saya enggak ada masalah," kata Dedi di Gedung DPRD Jabar, Bandung, pada Sabtu (19/7) kemarin.

Dedi pun mengaku bertanggung jawab atas kejadian yang menewaskan tiga orang tersebut.

"Tetapi ya sudah lah peristiwa itu sudah terjadi, dan tentunya saya bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas itu, meskipun itu dilakukan oleh kedua mempelai," katanya.

Selain Dedi, Maula dan Putri Karlina pun menyatakan kesediaan untuk diperiksa polisi terkait kejadian tersebut.

Putri menyampaikan hal itu saat konferensi pers di rumah dinas Wakil Bupati Garut, Jalan Patriot, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, Sabtu pekan lalu.

"Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa," ujarnya.

Putri mengaku sudah menerima berbagai informasi tentang kerumunan warga yang menimbulkan insiden, tetapi ia menyerahkan proses penentuan tanggung jawab kepada kepolisian.

"Saya sepenuhnya menyerahkan kepada pihak yang berwenang yang berkewajiban, dan saya siap bertanggung jawab penuh, kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani," tegasnya.

(csr/kid)

Read Entire Article
| | | |