Fakta-fakta Iron Dome, Benteng Udara Israel yang Berhasil Dibobol Iran

5 hours ago 3
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Sistem pertahanan canggih milik Israel, Iron Dome, yang diklaim dapat mencegah rudal kembali kebobolan serangan Iran dalam beberapa hari terakhir. Simak fakta-fakta mengenai Iron Dome.

Iran menyerang Israel usai digempur habis-habisan pasukan Zionis akhir pekan lalu. Militer Zionis mengeklaim melakukan beberapa gelombang serangan di sejumlah wilayah Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rentetan serangan volume tinggi disebut membuat Iron Dome kurang efektif, terutama dengan semakin marak penggunaan drone, rudal jelajah, dan tembakan roket terkoordinasi.

Iron Dome merupakan sistem pertahanan Israel yang paling terkenal. Sistem tersebut telah menyaksikan ribuan pencegatan rudal sejak pertama digunakan. Berikut adalah fakta-fakta mengenai Iron Dome milik Israel:

Dukungan AS

Sistem pertahanan Iron Dome dikembangkan oleh Rafael Advanced Defence Systems milik Israel dengan dukungan Amerika Serikat (AS), untuk melawan ancaman seperti roket, mortir, dan pesawat tak berawak atau drone.

Pada dasarnya, sistem ini mencegat roket dan rudal dengan pencegat roketnya sendiri, dan menggunakan radar untuk mendeteksi dan melacaknya.

Iron Dome dikenal sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling efektif di dunia. Sistem ini dirancang untuk merespons ancaman jarak pendek dari Gaza dan Lebanon Selatan.

Kementerian Pertahanan Israel mengeklaim sistem ini mampu menangani berbagai ancaman secara bersamaan, dengan tingkat keberhasilan hingga 90 persen.

10 unit Iron Dome

Saat ini, Israel memiliki 10 unit perangkat Iron Dome yang ditempatkan di seluruh negeri. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Iron Dome dapat memberikan perlindungan skala kota terhadap roket dengan jangkauan antara empat hingga 70 km.

Setiap unitnya mampu melindungi hingga 155 kilometer persegi dan ditempatkan secara strategis di sekitar kota dan daerah berpenduduk. Satu unit perangkat terdiri dari tiga hingga empat peluncur, dan setiap peluncur dapat menampung hingga 20 penangkis.

"Tergantung pada berapa banyak rudal yang ditembakkan ke arah Anda, Anda harus memiliki cakupan yang menyeluruh untuk baterai Iron Dome," kata Michael Shoebridge, direktur dan pendiri Strategic Analysis Australia, lembaga think tank yang berfokus pada pertahanan dan keamanan, mengutip ABCtahun lalu.

"Untuk memberikan gambaran tentang cakupan yang Anda perlukan, jika Anda mempertahankan diri dari 1.000 rudal yang masuk, Anda memerlukan setidaknya 1.000 pencegat rudal," tambahnya.

Berbiaya mahal

Iron Dome bukan alat murah. Setiap baterai Iron Dome dilaporkan berharga sekitar US$100 juta (Rp1,5 triliun), dan setiap rudal pencegat sekitar US$50.000.

Untuk menghemat pencegat, sistem radar dengan cepat menentukan apakah sebuah roket berada di jalur yang akan menghantam daerah berpenduduk; jika tidak, roket itu diabaikan dan dibiarkan mendarat tanpa bahaya.'

Kelemahan Iron Dome

IDF mengklaim Iron Dome memiliki tingkat keberhasilan 85-90 persen dalam mencegat rudal yang masuk. Sistem ini sangat diakui dan tingkat keberhasilannya selama satu dekade terakhir telah menarik perhatian internasional.

Rafael mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan dua baterai Iron Dome ke Angkatan Darat AS, dan Ukraina juga telah mencari pasokan dalam perangnya dengan Rusia. Tetapi seperti sistem pertahanan udara lainnya, sistem ini memiliki kelemahan.

Jadi mudah dibobol

Iron Dome menjadi sorotan luas sejak Israel melancarkan agresi ke Palestina. Sejak saat itu, milisi di Lebanon Hizbullah dan milisi di Palestina Hamas menggempur negara pimpinan Benjamin Netanyahu sebagai bentuk dukungan ke warga Gaza

Pada Oktober 2024, militer Iran mengeklaim 90 persen rudal mengenai sasaran termasuk pangkalan udara dan situs strategis Israel lain.

Serangan baru Iran juga telah mencapai daerah tempat kantor pusat IDF dan Kementerian Pertahanan berada.

Rentetan serangan dengan volume tinggi itu diduga membuat Iron Dome kurang efektif terutama dengan semakin marak penggunaan drone, rudal jelajah, dan tembakan roket terkoordinasi.

Analis senior di Australian Strategic Policy Institute, Malcolm Davis, menyebut Iron Dome bisa kewalahan menghadapi serbuan ratusan rudal dan drone, dalam satu waktu bersamaan.

Terlebih, Iran menggunakan kombinasi sejumlah rudal termasuk jenis hipersonik dan drone-drone canggih untuk menembus pertahanan udara Israel.

Davis menjelaskan jumlah rudal pencegat Iron Dome terbatas sehingga jika diserbu secara bersamaan ada potensi sistem ini keteteran atau jebol.

"Jadi salah satu cara untuk mengalahkannya adalah dengan membuatnya kewalahan. Dan itu adalah kelemahan dari sistem pertahanan udara mana pun," ujar Davis pada Oktober 2023, dikutip ABC.

(dmi/dmi)

Read Entire Article
| | | |