Jakarta, CNN Indonesia --
Situs pencarian hotel Trivago mengklaim bahwa wisatawan dari negara-negara yang paling terkena dampak tarif dagang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini memilih untuk tidak berlibur ke AS.
Sementara itu, pelancong dari Inggris dan AS semakin memilih untuk berlibur di dalam negeri di tengah kekhawatiran ekonomi akibat perang dagang.
CEO Trivago, Johannes Thomas, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mengamati penurunan dua digit dalam pemesanan perjalanan ke AS dari para pelancong di Kanada, Meksiko, dan Jepang, negara-negara yang secara signifikan terdampak oleh sengketa dagang akibat kebijakan Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergeseran dalam pola perjalanan ini mengindikasikan adanya potensi hubungan antara kebijakan ekonomi dan pilihan pariwisata, di mana para pelancong dari negara-negara yang terkena dampak tampaknya mengalihkan pengeluaran liburan mereka ke destinasi lain.
Secara bersamaan, meningkatnya kecemasan ekonomi tampaknya memengaruhi pelancong Inggris dan AS untuk lebih menyukai liburan domestik, berkontribusi pada tren staycation yang berkembang.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan menaikkan tarif barang impor dari Uni Eropa. Permintaan di kalangan warga Jerman untuk perjalanan ke AS juga menurun drastis, dengan penurunan satu digit dalam pemesanan akomodasi di Negeri Paman Sam, meskipun Trivago belum melihat perubahan signifikan dalam permintaan dari warga Inggris yang bepergian ke AS.
Trump telah mengenakan tarif pada lebih dari 180 negara, dengan Kanada dan Meksiko termasuk yang pertama terdampak, kendati ia kemudian menundanya selama 90 hari menyusul gejolak pasar keuangan.
Thomas menambahkan bahwa pelancong AS juga mengurangi pengeluaran liburan mereka di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh langkah Trump untuk menerapkan tarif yang lebih tinggi ke negara-negara di seluruh dunia.
"Jika Anda melihat pasar yang berbeda, AS cenderung menjadi yang paling sensitif terhadap ketidakpastian," kata Thomas, seperti dilansir Independent.
"Orang-orang di sana jauh lebih terhubung dengan pasar saham dan memiliki jumlah utang yang lebih tinggi, sehingga lebih sensitif terhadap perkembangan ekonomi," sambungnya.
Data pemesanan di situs Trivago menunjukkan bahwa warga Amerika menghabiskan dana lebih sedikit untuk perjalanan mereka, sementara ada permintaan yang lebih tinggi untuk hotel yang lebih murah dan kategori bintang yang lebih rendah.
Trivago yang berbasis di Jerman, menyatakan bahwa kekhawatiran ekonomi yang disebabkan oleh perang dagang juga telah memicu tren di mana banyak pelancong di seluruh AS dan Inggris memilih untuk melakukan perjalanan domestik.
Data pemesanan terbaru menunjukkan bahwa di Inggris, ada peningkatan 25 persen year-on-year dalam permintaan perjalanan domestik untuk bulan-bulan penting seperti Juli hingga September. "Di masa ketidakpastian, orang-orang tinggal lebih dekat ke rumah," ucap Thomas.
Laporan Trivago menyebut London menduduki puncak daftar tujuan untuk staycationers Inggris, diikuti oleh Edinburgh, di mana permintaan naik hampir 30 persen.
(wiw)