Harita Nickel Bangun Pabrik Kapur Tohor Senilai Rp1,1 T di Pulau Obi

5 hours ago 1

CNN Indonesia

Kamis, 19 Jun 2025 18:32 WIB

Pembangunan pabrik pengolahan kapur tohor untuk menunjang efisiensi operasional smelter nikel, yang selama ini mengandalkan pasokan dari pihak ketiga. Pembangunan pabrik pengolahan kapur tohor untuk menunjang efisiensi operasional smelter nikel, yang selama ini mengandalkan pasokan dari pihak ketiga. (Foto: Harita Nickel)

Jakarta, CNN Indonesia --

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel) melalui anak usahanya, PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM), tengah membangun pabrik pengolahan kapur tohor (quicklime) di Pulau Obi, Halmahera Selatan, dengan nilai investasi sekitar US$70 juta atau setara Rp1,14 triliun (asumsi kurs Rp16.322 per dolar AS).

Proyek ini menjadi bagian dari pengembangan fasilitas penunjang operasional hilirisasi nikel di kawasan tersebut.

Direktur Utama Harita Nickel Roy Arman Arfandy menyampaikan pembangunan pabrik quicklime bertujuan untuk menunjang efisiensi operasional karena selama ini perusahaan mengandalkan pasokan dari pihak ketiga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diharapkan dengan adanya proyek atau pabrik pengolahan limestone menjadi quicklime ini akan menambah efisiensi dalam hal operation, karena awalnya kami membeli quicklime dari pihak luar, tapi dengan adanya operasi dalam pabrik ini tentunya diharapkan akan mengurangi biaya-biaya produksi karena quicklime ini akan diproduksi secara internal oleh grup kami sendiri," ujar Roy dalam Annual Public Expose Harita Nickel, Rabu (18/6).

Ia menyebut hingga akhir kuartal I-2025, progres konstruksi pabrik tersebut telah mencapai sekitar 42 persen.

Selain proyek quicklime, Roy juga menginformasikan Harita Nickel saat ini melanjutkan pengembangan pabrik Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) ketiga melalui PT Karunia Permai Sentosa (KPS).

Dari total 12 jalur produksi yang direncanakan, empat di antaranya telah beroperasi penuh secara bertahap sejak Januari hingga Maret 2025. Kapasitas produksi dari fasilitas ini diperkirakan mencapai sekitar 60 ribu ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk feronikel (FeNi).

Di sektor pertambangan, perusahaan juga tengah mempersiapkan tambang baru melalui PT Gane Tambang Sentosa (GTS). Eksplorasi per Maret 2025 mencakup 1.800 titik pengeboran di area seluas 438 hektare.

Lokasi tambang yang berada di pesisir selatan Pulau Obi direncanakan akan terhubung ke fasilitas pengolahan melalui transportasi laut.

Roy menyampaikan seluruh proyek di Pulau Obi tetap dilanjutkan secara konsisten sebagai bagian dari peningkatan kapasitas dan keberlanjutan operasional yang sedang berjalan.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)

Read Entire Article
| | | |