Hashim Djojohadikusumo Pimpin Asosiasi Pengembangan Biochar Pertama RI

3 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Hashim Djojohadikusumo resmi memimpin Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) yang baru berdiri.

Asosiasi itu menjadi wadah pengembangan teknologi dan pemanfaatan biochar atau arang hayati hasil pengolahan limbah agrikultur.

Hashim mengungkapkan Indonesia memiliki keunggulan sumber daya biomassa yang melimpah dan dukungan lintas sektor. Karenanya, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat pengembangan teknologi dan pasar biochar global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip situs Kementerian Lingkungan Hidup, biochar dapat menyerap emisi gas rumah kaca sekaligus merevitalisasi tanah yang tidak lagi optimal.

"Peluncuran ini menjadi tonggak awal dari perjalanan panjang untuk membawa biochar dari laboratorium dan lahan pertanian ke kebijakan publik, pasar karbon, dan solusi perubahan iklim global," ujar Hashim dalam keterangan tertulis yang dikutip Detik pada Selasa (8/7).

Hashim meyakini Indonesia bisa menjadi negara adidaya dari biochar. Pasalnya, hanya sedikit negara yang memiliki potensi biochar sebanyak Indonesia.

"Mungkin hanya Indonesia, DRC Kongo, Brasil, Venezuela. Negara-negara tropis yang punya biomassa luar biasa. Bukan berupa pertanian tapi juga berupa hutan," ujar dia.

Direktur Eksekutif ABII Phil Rickard menerangkan biochar dihasilkan dari proses pirolisis biomassa organik seperti limbah pertanian (jerami, sekam, cangkang sawit, dan lainnya) dalam kondisi minim oksigen.

Proses ini tidak hanya menghasilkan bahan yang sangat berguna untuk pertanian dan reklamasi tanah, tetapi juga mampu menyimpan karbon dalam jangka panjang, menjadikannya salah satu teknologi andalan untuk mitigasi perubahan iklim.

Biochar, sambungnya, terbukti meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, mempertahankan kelembapan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan bahkan membantu retensi unsur hara. Teknologi ini juga telah diakui dunia internasional dalam berbagai kerangka kerja Carbon Dioxide Removal (CDR).

"Hasil pembakarannya adalah sesuatu yang terlihat seperti arang. Namun, tidak seperti arang biasa, biochar memiliki banyak manfaat ketika dikembalikan ke tanah. Manfaat utamanya adalah meningkatkan kesuburan tanah dan daya serap air, yang tentu saja akan meningkatkan hasil panen setiap tanaman," kata Phil.

"Pertanyaan saya adalah kenapa ini penting untuk Indonesia, dan kenapa kami melakukan ini? Karena di Indonesia ada lebih dari 100 juta ton limbah pertanian yang dihasilkan setiap tahun, dan harus melakukan sesuatu untuk hal tersebut," sambungnya.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, salah satu masalah polusi di Indonesia juga berasal dari lahan sawah dan delta karena sisa jerami dan limbah pertanian lainnya dibakar oleh petani. Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) masih terus mencari cara pendekatan kepada petani untuk menghentikan kegiatan tersebut.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyambut positif peluncuran Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (ABII) ke publik. Pasalnya, biochar masih belum banyak diketahui fungsi dan manfaatnya.

"Saya mewakili Mentan tentu saja menyambut positif, menyambut gembira peluncuran Asosiasi Biochar, di mana ini tampaknya sepele bagi orang, karena biasanya di saat orang membuat inisiatif atau ide baru, banyak orang ragu meragukan ataupun menertawakan. Dan paling utama, kami Kementan juga siap berkolaborasi dengan seluruh anggota Asosiasi Biochar," ujarnya Sudaryono.

ABII dibentuk sebagai respons terhadap meningkatnya urgensi penggunaan teknologi berbasis karbon dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, degradasi lahan, dan ketahanan pangan nasional.

Dengan menjadi wadah lintas sektor, ABII bertujuan untuk:

1. Mengenalkan biochar kepada masyarakat luas, termasuk petani, pelaku industri, akademisi, pemerintah, dan masyarakat umum.

2. Mendukung pengembangan riset dan inovasi di bidang teknologi produksi biochar dan aplikasinya dalam berbagai sektor (pertanian, kehutanan, energi, dan reklamasi lahan).

3. Menyediakan forum komunikasi dan kolaborasi antara pelaku bisnis, peneliti, pembeli biochar, hingga pengambil kebijakan.

4. Mendorong standardisasi dan sertifikasi biochar agar dapat digunakan secara luas dengan kualitas yang terjamin.

(sfr/agt)

Read Entire Article
| | | |