IBM Ungkap Tren AI di Tahun 2026, Bisa Buat Dongkrak Usaha

8 hours ago 6

Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan teknologi IBM menyebut arah tren kecerdasan buatan (AI) pada 2026 mendatang, mulai dari sovereign AI hingga adopsi quantum computing.

"Menuju ke akhir tahun, kita akan berbagi tentang lima pondasi tren yang penting di tahun 2026 dan transformasi di seluruh industri," ujar Catherine Lian, General Manager and Technology Leader IBM ASEAN dalam konferensi pers di Kantor IBM Jakarta, Kamis (11/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catherine mengatakan tren pertama yang akan berkembang pada 2026 adalah sovereign AI. Menurutnya, sovereign AI bukan lagi soal kepatuhan, tetapi soal pertumbuhan perusahaan.

Analisis IBM menunjukkan, pada 2027, 80 persen organisasi multinasional di Asia Pasifik akan mengimplementasikan strategi data yang berdaulat.

Pasar sovereign cloud di wilayah ini juga diperkirakan akan meningkat 4,5 kali dari US$37 miliar pada 2023 menjadi US$169 miliar pada 2028.

Merespons proyeksi pertumbuhan ini, Catherine menyebut kedaulatan digital harusnya menjadi prioritas di level direksi. Perusahaan juga perlu mengadopsi infrastruktur cloud hybrid untuk mengejar kedaulatan AI.

Selain itu, perusahaan juga harus memanfaatkan AI untuk transformasi alur kerja, serta meningkatkan skill pekerja untuk teknologi sovereign AI.

Selain sovereign AI, tahun 2026 juga akan menjadi periode di mana AI berfungsi sebagai pendongkrak pertumbuhan perusahaan.

"Penerapan AI saat ini berkembang dari tahap otomatisasi awal, dari proses otomatisasi menuju efisiensi biaya, dan kini AI digunakan untuk mendukung bisnis, yang kita sebut sebagai penciptaan pendapatan. 64 persen CEO menyadari bahwa kesuksesan lebih bergantung pada adopsi oleh manusia daripada teknologi itu sendiri," tutur Catherine.

Ia menyebut 72 persen CEO global juga menyoroti penggunaan GenAI sebagai kunci keunggulan dalam kompetisi di industri.

Untuk bisa memanfaatkan AI berkontribusi pada pendapatan, kata Catherine, perusahaan perlu membuat roadmap untuk perjalanan transformasi AI mereka, mulai dari pemanfaatan otomatisasi untuk meningkatkan produktivitas, mengupdate skill SDM, mencari diferensiasi dengan kompetitor, menemukan model bisnis baru, hingga mencari kanal pendapatan baru menggunakan AI.

Tren berikutnya adalah interoperabilitas agentic AI yang akan membentuk operasional bisnis. Menjawab tren ini, perusahaan disebut perlu membangun arsitektur agentic AI, menjaga aliran data termasuk pada agent AI yang digunakan, hingga menilai dampak dari karyawan dan agent AI.

Tren keempat adalah kehadiran trusted AI atau AI yang terpercaya. 95 persen eksekutif perusahaan meyakini bahwa kepercayaan pengguna pada AI akan menjadi kunci kesuksesan.

Oleh karena itu, perusahaan perlu memastikan transparansi pada produk yang mendapat sentuhan AI; menunjukkan dampak yang mereka dapatkan dari berbagi data; memberikan keleluasan untuk menghapus data; hingga mengajak pengguna mencoba fitur AI terbaru sebelum diluncurkan.

Tren terakhir adalah adopsi komputasi kuantum. Menurut Catherine, komputer kuantum dapat meningkatkan proses pemecahan masalah lebih baik dibandingkan metode klasik apa pun dalam hal akurasi, waktu berjalan, atau biaya.

Kunci lain dari keberhasilan komputasi kuantum pada bisnis adalah integrasi ekosistem. Survei IBM menunjukkan organisasi yang siap untuk komputasi kuantum menjadi bagian dari beberapa ekosistem dibandingkan dengan yang lain.

Catherine mengatakan kehadiran di beberapa ekosistem ini bisa juga dilakukan dengan skema kemitraan.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya sumber daya manusia dalam adopsi teknologi AI. Teknologi terbaik, katanya, tidak akan berjalan dengan baik tanpa SDM yang mumpuni.

(lom/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |