Jakarta, CNN Indonesia --
Dior Men resmi memasuki babak baru. Jumat (27/6) lalu, rumah mode asal Prancis ini memperkenalkan Jonathan Anderson sebagai direktur kreatif lini pria. Anderson menjadi sosok pertama yang memegang kendali kreatif penuh atas lini busana pria dan wanita Dior secara bersamaan.
Langkah ini bukan sekadar pergantian nama di kursi puncak kreatif. Koleksi debut ini terlihat seperti rekoding ulang identitas Dior Men yang penuh sejarah dan kemewahan, dibaca ulang dengan bahasa baru yang segar, muda, dan imajinatif.
Dibuka dengan blazer berpinggang ramping yang dikenakan tanpa kemeja, berpadu celana culottes kargo dengan siluet seperti pannier, Jonathan Anderson langsung membenturkan formalisme aristokrat dengan spontanitas yang kerap terlihat dipakai para mahasiswa seni. Ia mencampur kemeja kancing rapi dengan celana jin boot cut, atau layering sweter kabel dengan boxer short.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana terlihat dari mood board yang disebarkan Dior sebelum pertunjukan (foto Lee Radziwill dan Jean-Michel Basquiat oleh Andy Warhol), Jonathan Anderson tengah menyusun dialog antara arketipe gaya masa lalu dan masa kini. Ia ingin menangkap gaya sebagai sesuatu yang tidak bisa didefinisikan.
Hasilnya adalah koleksi yang terasa personal, jenaka, dan sangat artsy.
Pertunjukan ini berlangsung di dalam kubah emas Les Invalides, Paris, dalam ruangan intim yang dindingnya nyaris kosong, kecuali beberapa lukisan dari Louvre yang didatangkan khusus pagi itu. Atmosfernya terasa seperti museum yang hening, namun menjadi panggung bagi pelarian penuh imajinasi.
Di tengah keheningan itu, mengalun lagu pembuka "State Trooper" milik Bruce Springsteen.
Anderson mengusung pendekatan yang ia sebut sebagai 'joy in the art of dressing' atau 'kegembiraan dalam berpakaian'.
Ia bermain-main dengan ikonografi Dior: jaket Bar dibuat ulang dalam tweed Donegal khas Irlandia; rok-rok arsip seperti Caprice, Delft, dan Cigale dimaknai ulang dalam siluet pria; dan tote bag ikonik Dior kini hadir dengan sampul buku klasik seperti Les Fleurs du Mal dan In Cold Blood. Bahkan, tas Lady Dior diubah oleh seniman Sheila Hicks berbahan linen murni yang organik dan mengejutkan.
Jonathan Anderson melakukan debut koleksinya bersama Dior Men, Jumat (27/6). (Arsip Dior)
Dari sisi gaya, Anderson tidak segan mencampur dandy Edwardian, pria preppy era pertengahan abad, dan bahkan sedikit nuansa Regency roue dalam celana pendek berlapis ruffle di awal pertunjukan. Ada juga referensi dari label eponimnya, sebuah siluet bow tie tanpa kemeja dan culottes lebar mengingatkan pada koleksi Fall 2013 miliknya sendiri, J.W. Anderson.
Koleksi ini bukan hanya tentang baju, tapi tentang sikap, tentang bagaimana seseorang memilih untuk mempresentasikan dirinya.
Tali sepatu dibiarkan tak terikat, tas disampirkan seenaknya, satu kaki celana digulung, sementara sisi lainnya dibiarkan menjuntai. Ini bukan ketidaksengajaan, melainkan narasi tentang spontanitas dan ekspresi pribadi.
Simak ulasan selengkapnya di halaman berikutnya..