CNN Indonesia
Selasa, 15 Jul 2025 13:35 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Israel menggempur Suriah saat suku Badui Arab berperang dengan Druze dalam beberapa hari terakhir.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk bahasa Arab Avichay Adraee mengonfirmasi pasukan Zionis menggempur wilayah Sweida atau Suwayda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Militer menyerang sejumlah tank beberapa waktu lalu di wilayah Sami di selatan Suriah," kata Adraee pada Senin (14/7), dikutip AFP.
Media lokal Suriah melaporkan pasukan Israel melakukan serangan udara di tiga desa di Sweida.
Kementerian Pertahanan Israel menyatakan pasukan menyerang wilayah tersebut untuk mencegah serangan lebih luas.
Sementara itu, Menteri Luar Pertahanan Israel Katz menyebut gempuran tersebut sebagai "peringatan yang jelas" ke rezim Suriah jika suku Druze terluka.
Komunitas Druze memiliki sejarah sendiri dengan Israel. Di masa-masa kepemimpinan Sunni di Yerusalem yang mengancam, komunitas Druze berpihak ke Yahudi dalam perang 1948.
Sejak saat itu, tentara Druze bertempur untuk Israel dalam setiap perang Arab-Israel. Selain itu, jumlah warga di Druze di negeri Zionis cukup besar yakni sekitar 140.000.
Serangan terbaru Israel ke Suriah terjadi saat perang suku Badui Arab dengan Druze pecah pada Minggu,
Perang itu bermula saat anggota Badui menangkap penjual sayur Druze di jalan utama yang menghubungkan Sweida dan Damaskus. Insiden ini memicu serangkaian penculikan dari kedua pihak.
Setelah itu bentrok pecah dan kian tak terkendali. Tembakan mortir dan ledakan terdengar di mana-mana.
Lembaga pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory Human Right, melaporkan korban tewas imbas perang mencapai 89.
"Sebanyak 46 anggota Druze, empat warga sipil Sweida, 18 anggota Badui, 14 pasukan keamanan, dan tujuh belum teridentifikasi," demikian laporan lembaga itu.
Bentrok terbaru ini juga menjadi tantangan bagi pemerintahan sementara Ahmad Al Sharaa yang menggulingkan Bashar Al Assad pada Desember 2024. Sejak menguasai Suriah, sederet bentrok terjadi di negara tersebut. Dia padahal bersumpah akan membawa perdamaian ke negara ini.
Pada April lalu, bentrok antara Druze dengan pasukan keamanan juga pecah. Imbas konflik itu, lebih dari 100 orang meninggal.
(isa/rds)