Jumlah Penduduk Indonesia Naik di 2025, Jadi 286 Juta Orang

4 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Jumlah penduduk Indonesia pada 2025 mengalami kenaikan sekitar 1,7 juta jiwa dibandingkan akhir 2024. Hal tersebut berdasarkan data resmi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

"Jumlah penduduk Indonesia per semester I 2025 atau akhir Juni 2025 adalah 286.693.693 jiwa," ujar Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Teguh Setyabudi dalam Peluncuran Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025-2045 di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Jumat (11/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain mencatat peningkatan populasi, data terbaru juga menunjukkan data menarik dari jumlah penduduk terbaru yang segera dirilis Kemendagri, yakni ketimpangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.

"Misalnya saja, ternyata jumlah penduduk laki-laki pada semester I 2025 ini jauh lebih banyak. Sekitar 2,6 juta dibandingkan dengan perempuan," ungkapnya.

Dikarenakan jumlah penduduk Indonesia naik, pemerintah menyoroti tentang digitalisasi data kependudukan sebagai upaya modernisasi pelayanan dan pembangunan nasional.

Saat ini, data penduduk Indonesia Kemendagri telah diakses oleh 7.094 lembaga untuk mendukung berbagai program pemerintah.

"Insyaallah kami juga akan berkontribusi secara nyata dalam rangka program digital public infrastructure untuk mendukung Perlinsos (Perlindungan Sosial), KPM-PKH (Keluarga Penerima Manfaat-Program Keluarga Harapan) yang insyaallah akan di-launching pada Agustus 2025 ini," kata Teguh.


Fokus pemerintah di tengah kenaikan jumlah penduduk

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang naik harus dikelola dengan strategi pembangunan yang berkelanjutan. Pemerintah akan fokus pada tiga aspek utama.

  1. Kesejahteraan ekonomi, termasuk menyiapkan angkatan kerja terampil dan menjaga pertumbuhan ekonomi.
  2. Kesejahteraan sosial, yang mencakup kualitas layanan kesehatan, pendidikan, dan keluarga.
  3. Keberlanjutan lingkungan, seperti persebaran penduduk yang merata dan pengendalian dampak urbanisasi.

Selain digitalisasi data penduduk dan kesejahteraan, Pratikno juga menambahkan soal urbanisasi yang menjadi tantangan besar yang harus diantisipasi.

"Salah satu tantangan kita ini kan juga urbanisasi. Dunia sudah mengalami pengkotaan luar biasa. Kita ini sudah urban mendekati 50 persen dan diperkirakan Indonesia 2050 bisa mencapai 70 persen adalah urban. Memang urban menjadi salah satu motor pertumbuhan gross domestic product (GDP), tapi urban juga punya segudang masalah," jelasnya.

"Isu mulai dari perumahan; akses air bersih; layanan kesehatan; keamanan; kriminalitas; polusi air, udara, tanah; dan lain-lain. Itu masalah yang luar biasa sebagai implikasi urbanisasi. Artinya, kita juga harus memikirkan bagaimana sebaran penduduk. Kita sama-sama jaga jumlah penduduk karena pada akhirnya kan nanti ada aging society juga. Tantangan yang harus kita hadapi, bagaimana struktur demografi seimbang," tambah Pratikno.

Selain urusan demografi, Ia pun mengklaim keberhasilan pemerintah dalam penurunan angka stunting yang kini berada di bawah 20 persen.

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2029, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

(avd/fef)

Read Entire Article
| | | |