Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo merespons kabar yang viral di media sosial terkait dugaan pembangunan eskalator di Candi Borobudur menjelang kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat sejumlah pelat besi dan papan kayu terpasang di area tangga Candi Borobudur. Hal ini kemudian menimbulkan spekulasi akan dibangun eskalator permanen untuk memfasilitasi kunjungan Macron dan Presiden Prabowo Subianto ke puncak candi.
Namun, belakangan Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan fasilitas yang dimaksud bukanlah eskalator, melainkan stair lift, yaitu kursi otomatis yang dipasang pada rel untuk membantu pengunjung naik tangga, yang umumnya digunakan oleh lansia atau penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan eskalator yang bersifat struktur permanen dan masif, stair lift cenderung bersifat portabel dan hanya digunakan sementara.
Dody menjelaskan pihaknya tidak terlibat langsung dalam pekerjaan di bagian utama Candi Borobudur. Ia mengatakan tanggung jawab struktur utama berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan pengelola kawasan wisata.
"PU itu pada saat melakukan renovasi kawasan, kita itu benar-benar fokus kawasan sekitar. Jadi tidak masuk ke objek utama karena objek utama itu di bawah Kementerian Kebudayaan, kemudian juga oleh Kementerian Kebudayaan dan seterusnya itu kemudian dikelola oleh Injourney melalui salah satu anak usahanya di sekitar situ," ujar Dody dalam konferensi pers di Kementerian PU, Jakarta Selatan, Senin (27/5).
Dody mengaku belum mengetahui secara pasti apakah benar fasilitas stair lift itu dibangun oleh Injourney atau anak usahanya. Namun, ia menyebut selama ini memang sudah tersedia fasilitas pendukung seperti boogie car untuk memudahkan akses ke candi.
"Apakah untuk kedatangan Presiden Prancis, Injourney atau anak usahanya yang membangun eskalator, saya terus terang tidak bisa jawab. Cuma sepengetahuan saya, di situ sudah ada boogie car dan seterusnya yang bisa dipakai supaya para presiden tersebut bisa mencapai puncaknya dengan nyaman," katanya.
"Saya jujur enggak tahu, daripada saya salah ngomong, mungkin bisa ditanya ke teman-teman pengelola. Kalau di Jakarta ya Injourney lah," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala PCO Hasan Nasbi menjelaskan stair lift yang dipasang di Borobudur bersifat sementara dan tidak akan merusak struktur cagar budaya.
"Stair lift itu kalau di rumah-rumah biasanya dipasang di pinggiran tangga untuk bawa orang naik ke lantai berikutnya," kata Hasan.
Ia juga memastikan fasilitas tersebut akan dibongkar kembali setelah kunjungan Presiden Macron selesai.
"Semua pembangunan itu dilakukan di bawah pengawasan Kementerian Kebudayaan," tambahnya.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan tiba di Indonesia pada 29 Mei 2025. Salah satu agendanya adalah mengunjungi Akademi Militer (Akmil) dan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, bersama Prabowo.
(del/agt)