Partai Komunis China Mau Binasakan Praktik Jual Mobil Bekas 0 Km

15 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah China memberi sinyal ingin menghentikan praktik penjualan mobil baru sebagai mobil bekas nol kilometer dengan diskon besar-besaran. Langkah ini diambil demi memulihkan ketertiban pasar otomotif yang dianggap telah menyimpang.

Dilansir dari Reuters, peringatan ini disampaikan melalui People's Daily, surat kabar harian resmi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artikel pada surat kabar tersebut menyerukan penindakan terhadap skema yang dikenal sebagai mobil bekas nol kilometer, yaitu mobil baru yang dijual kembali sebagai bekas hanya demi meraih target penjualan dan menghabiskan stok.

Peringatan keras ini datang hanya beberapa pekan setelah Chairman Great Wall Motor Wei Jianjun secara terbuka mengecam praktik tersebut. Kementerian Perdagangan China juga disebut telah memanggil sejumlah produsen otomotif untuk membahas masalah ini.

Mengganggu

Meski belum ada pernyataan resmi dari kementerian, sinyal tegas telah dikirimkan lewat media resmi. Salah satu sorotan dalam artikel People's Daily tersebut menyebut produsen kerap menggelembungkan data penjualan demi keuntungan jangka pendek.

"Bentuk pemotongan harga yang terselubung ini mengganggu tatanan pasar yang normal dan merupakan contoh mencolok dari 'involusi' industri otomotif," tulis artikel tersebut, mengacu pada istilah populer yang menggambarkan kompetisi destruktif.

Artikel itu juga menekankan bahwa skema penjualan ini tidak akan bertahan lama apabila regulasi ditegakkan dengan ketat. Selain itu, disebutkan bahwa dampak negatifnya meluas baik bagi pelaku industri maupun konsumen.

Sama-sama rugi

Bagi produsen, strategi ini memang bisa membantu mengurangi stok, tapi juga berisiko menekan margin keuntungan, memperbesar kerugian dan menghambat investasi dalam inovasi. Dalam jangka panjang hal ini bisa merusak prospek pertumbuhan industri.

Sementara di sisi konsumen, kendaraan nol kilometer dengan status bekas bisa membawa kerugian tersembunyi, mulai dari degradasi baterai, nilai jual kembali yang rendah, hingga hilangnya hak istimewa sebagai pemilik pertama.

Masih menurut artikel tersebut, praktik ini juga merusak keseimbangan antara pasar mobil baru dan bekas serta mendistorsi data penjualan nasional yang selama ini dijadikan acuan industri.

Surat kabar itu menyerukan produsen mobil listrik tidak lagi "memuja data" demi mengejar volume penjualan semata. Fokus ke depan harus diarahkan pada kualitas produk dan pengembangan teknologi.

Sebagai solusinya, beberapa langkah diajukan kepada regulator, seperti memperketat pengawasan registrasi kendaraan bekas, membuat sistem pelacakan siklus hidup mobil, serta mengatur ulang aturan penjualan ulang setelah pendaftaran awal.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |