Pelajar SMA di Gowa Diduga Aktif Sebar Propaganda ISIS di Grup WA

3 hours ago 2

CNN Indonesia

Minggu, 25 Mei 2025 13:50 WIB

Densus 88 mengungkap remaja berusia 18 tahun di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, diduga afiliasi ISIS kerap menyebarkan konten ajakan membom rumah ibadah. Densus 88 mengungkap remaja berusia 18 tahun di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, diduga afiliasi ISIS kerap menyebarkan konten ajakan membom rumah ibadah. Dok. Istimewa

Makassar, CNN Indonesia --

Pihak Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mengungkap remaja berusia 18 tahun di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, diduga afiliasi ISIS kerap menyebarkan konten ajakan membom rumah ibadah.

"Terduga diketahui aktif dalam sebuah kanal komunikasi digital yang menyebarkan konten-konten berkaitan dengan ideologi ISIS, termasuk ajakan melakukan aksi pengeboman terhadap tempat ibadah," kata PPID Densus 88 AT Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/5).

Aktivitas sehari-harinya MAS sebelum diamankan tim Densus 88 mengajar mengaji di rumah tahfidz Alquran gratis di Gowa dan masih duduk di bangku kelas 3 SMA.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, berdasarkan hasil penyelidikan bahwa MAS mengelola dan aktif mengirimkan berbagai postingan dan tulisan yang berisi propaganda Daulah Islamiyah (ISIS) di grup WhatsApp bernama Daulah Islamiah yang dibuat sejak Desember 2024.

"Dalam kanal tersebut, terdapat diskusi terkait hukum penggunaan bom bunuh diri dalam konteks perang yang mencerminkan ajaran ekstremis ISIS," jelasnya.

Mayndra Eka mengatakan penangkapan terhadap MAS dilakukan di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan pada Sabtu, 24 Mei 2025, pukul 17.20 WITA.

"Saat ini, MAS telah diamankan untuk proses interogasi lebih lanjut serta pengembangan penyidikan. Terduga anggota kelompok teroris yang aktif menyebarkan propaganda dan ajakan aksi teror melalui media sosial," ungkapnya.

Terpisah, ibu MAS, SK mengaku selama ini tidak pernah curiga dengan aktivitas anaknya. Sebab anaknya tidak pernah keluar rumah hingga tidak pernah meninggalkan Sulawesi Selatan.

Sehingga kata SK dirinya heran anaknya bisa ditangkap Densus 88 Antiteror karena diduga terlibat jaringan terorisme.

"Tidak ada (aktifitas sehari-hari yang aneh), salat ke masjid biasa. Di rumah juga tidak pernah keluar-keluar, kalau tidak saya suruh keluar. Alhmdulillah tidak (pernah keluar Sulsel)," katanya.

(mir/gil)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |