Trump Minta Berkas Epstein Dibuka, Demokrat Jadi Sasaran

2 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak Departemen Kehakiman AS (DOJ) untuk merilis seluruh berkas terkait Jeffrey Epstein yang menyeret nama tokoh Partai Demokrat. Trump bahkan meminta agar dokumen-dokumen itu digunakan untuk 'mempermalukan' pihak yang disebut-sebut pernah bekerja sama dengan mendiang pelaku kejahatan seksual tersebut.

Pernyataan itu disampaikan Trump pada Jumat melalui platform Truth Social, di tengah proses DOJ yang tengah menelusuri jutaan dokumen terkait Epstein.

"Sekarang ditemukan 1.000.000 halaman lagi soal Epstein. DOJ dipaksa menghabiskan seluruh waktunya untuk tipuan yang terinspirasi Demokrat," tulis Trump dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menegaskan bahwa pihak Demokrat, bukan Partai Republik, yang menurutnya memiliki hubungan dengan Epstein.

"Demokratlah yang bekerja dengan Epstein, bukan Republikan. Rilis semua nama mereka, permalukan mereka, dan kembali membantu negara kita!" lanjut Trump.

DOJ mulai membuka sebagian arsip penyelidikan Epstein sejak pekan lalu. Epstein, seorang pemodal kaya, meninggal dunia di penjara New York pada 2019 saat menunggu persidangan atas dakwaan perdagangan anak di bawah umur untuk tujuan seksual.

Dokumen terbaru yang dirilis pada Selasa turut memuat sejumlah referensi tentang Trump, termasuk catatan penerbangan yang menunjukkan ia pernah menumpangi pesawat pribadi Epstein. Trump diketahui pernah berteman dengan Epstein, namun kemudian menjaga jarak setelah kejahatan Epstein terungkap ke publik.

Meski mendapat dukungan kuat dari kalangan Partai Republik untuk membuka transparansi penuh soal jaringan Epstein, Trump dinilai kerap enggan membahas kasus ini secara mendalam. Dalam unggahannya, Trump juga menuding pihak kiri radikal sengaja mengalihkan perhatian publik.

"Kaum Kiri Radikal tidak ingin orang membicarakan keberhasilan TRUMP & PARTAI REPUBLIK, hanya Epstein yang sudah lama meninggal, ini hanyalah perburuan penyihir lainnya," tulisnya.

Trump tidak merinci tokoh Demokrat mana yang dimaksudnya akan tercantum dalam berkas tersebut. Sementara itu, DOJ tercatat melewatkan tenggat 19 Desember untuk merilis dokumen secara penuh, meski ada undang-undang yang mewajibkan keterbukaan arsip tersebut.

Wakil Jaksa Agung Todd Blanche sebelumnya menyebut keterlambatan itu disebabkan proses penyuntingan yang teliti untuk melindungi identitas para korban Epstein. DOJ juga membela Trump dengan menyatakan bahwa berkas tersebut memuat klaim "tidak benar dan sensasional" terhadapnya, yang diajukan ke FBI sebelum pemilu 2020.

Departemen Kehakiman menambahkan, jika tuduhan tersebut memiliki sedikit saja kredibilitas, klaim itu sudah lama digunakan untuk menyerang Trump secara politik. Namun, DOJ belum merinci tuduhan mana yang dinilai tidak benar.

(tis/tis)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |