Kementerian Transmigrasi | CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2025 11:36 WIB
(Foto: arsip Kementerian Transmigrasi)
Jakarta, CNN Indonesia --
Wakil Menteri (Wamen) Transmigrasi, Viva Yoga, melepas keberangkatan 15 Kepala Keluarga Transmigran dari Bantul, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta sebagai bagian realisasi Program Transmigran Karya Nusa.
Total, ada 51 jiwa yang diberangkatkan dengan perincian, 3 kepala keluarga dan 9 jiwa ke lokasi transmigrasi di Torire, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah; dan 12 kepala keluarga dan 42 jiwa akan ditempatkan di Taramanu Tua, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat. Para transmigran akan mendapat tanah seluas 2 hektare dan jaminan hidup selama 1 tahun.
Dalam sambutannya, Wamen menyampaikan bahwa transmigran akan menjadi petani kopi atau coklat. Komoditas yang ditanam dan dikelola di masing-masing kawasan transmigrasi disesuaikan dengan karakter daerah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan, perpindahan penduduk lewat transmigrasi merupakan bentuk kepedulian pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan dan mengentaskan kemiskinan. Transmigran hadir di lokasi penempatan tidak hanya untuk menyejahterakan diri sendiri, namun juga untuk masyarakat lokal yang tinggal di kawasan transmigrasi.
"Kesejahteraan dibangun bukan hanya untuk transmigran yang menempati satuan-satuan pemukiman namun juga masyarakat lokal," ujar Viva Yoga.
Menurutnya, upaya mencapai kesejahteraan itu akan menciptakan keluarga yang kebutuhan gizinya terjamin ke depannya, sehingga mampu meningkatkan sumber daya manusia yang unggul sesuai cita-cita Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, program transmigrasi juga bertujuan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui aktivitas ekonomi, sosial, budaya.
"Program transmigrasi merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan," kata Viva Yoga.
Salah satu transmigran itu adalah Nurvrianto asal Kabupaten Bantul, yang memiliki dua anak. Sehari-hari, Nurvrianto berprofesi sebagai pedagang kebab. Karena kebutuhan makin banyak, ia pun menjatuhkan pilihan untuk ikut program transmigrasi.
Nurvrianto mendaftarkan diri pada dinas transmigrasi setempat dan dinyatakan lolos seleksi. Sebelum ditempatkan di daerah tujuan, ia bersama 14 kepala keluarga lainnya menerima pembekalan mengenai berbagai hal seperti cara mengolah tanah, menanam komoditas unggulan, dan tata kelola usaha.
Usai melihat lokasi penempatan, Nurvrianto mengaku semakin mantap membawa keluarganya pindah.
"Motivasi saya ikut transmigrasi ingin menjadi lebih baik," ujarnya.
Lebih jauh, Viva Yoga mengingatkan agar para transmigran tetap berkomuikasi dengan pemerintah daerah dan Kementrans bila mengalami berbagai tantangan.
"Dengan Program Trans Karya Nusa kehidupan Bapak-Ibu bisa menjadi lebih baik," pungkas Viva Yoga.
Sebelum resmi diberangkatkan, para transmigran juga menerima bantuan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dari Kementrans, Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Yogyakarta, serta Dinas Sosial, Transmigrasi, dan Tenaga Kerja Kota Yogyakarta.
(rea/rir)
















































