Bandara Paling Berbahaya di Dunia, Pilot Cuma Punya Satu Kesempatan

4 hours ago 4

Jakarta, CNN Indonesia --

Dikelilingi pegunungan tinggi di satu sisi dan jurang curam di sisi lainnya, inilah pemandangan yang menyambut setiap pesawat yang mendarat di Bandara Lukla atau juga disebut Bandara Tenzing-Hillary di timur Nepal.

Seperti dilansir Greek Reporter, Bandara Lukia secara luas dianggap sebagai bandara paling berbahaya di dunia.

Terletak 2.900 meter di atas permukaan laut, Bandara Lukla adalah titik keberangkatan favorit bagi para pendaki yang memulai perjalanan mereka menuju Gunung Everest, gunung tertinggi di dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian besar trekkers melakukan perjalanan ke Lukla sebelum mendaki lebih jauh ke pegunungan Himalaya untuk mencapai base camp Everest.

Sebelum bandara ini dibuka pada tahun 1971, perjalanan menuju Lukla dari Kathmandu jauh lebih sulit. Orang-orang harus berkendara ke Jiri dan kemudian berjalan kaki sekitar 18 hari untuk mencapai tujuan. Lukla sering disebut bandara paling berbahaya karena seringnya terjadi kecelakaan pesawat di sana.

Landasan pacu di sisi gunung ini hanya memiliki panjang 527 meter dan lebar 30 meter, dengan kemiringan 11,7 derajat dari utara ke selatan.

Ukuran landasan pacu ini empat kali lebih kecil dari landasan pacu bandara pada umumnya. Ini berarti pilot hanya memiliki satu kesempatan untuk lepas landas atau mendaratkan pesawat dengan aman.

Insiden Fatal di Bandara Lukla

Insiden pertama di Lukla terjadi pada 15 Oktober 1973. Sebuah pesawat Royal Nepal Airlines DHC-6 Twin Otter 300 mengalami kecelakaan dan tidak dapat diperbaiki. Beruntung, tidak ada satu pun dari tiga awak atau penumpangnya yang terluka.

Peristiwa ini menandai dimulainya serangkaian kecelakaan serius di Bandara Lukla. Pilot tidak memiliki ruang sedikit pun untuk kesalahan saat berada di salah satu bandara paling menantang di dunia ini.

Pada tahun 2008, sebuah pesawat de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter 300 yang dioperasikan oleh Yeti Airlines jatuh. Pesawat dengan nomor registrasi 9N-AFE itu lepas landas dari Kathmandu pada pukul 06.51 waktu setempat pada Rabu, 8 Oktober, menuju Lukla. Dari 19 penumpang dan awak, hanya kapten yang selamat, seperti yang dilaporkan oleh Nepal Hiking Adventure.

Insiden fatal berikutnya terjadi pada Jumat, 28 September 2012. Meskipun tidak di Lukla, kecelakaan itu terjadi di dekatnya, yaitu di Bandara Kathmandu-Tribhuvan (KTM).

Sebuah pesawat penumpang Dornier 228-202 yang dioperasikan oleh Sita Air diizinkan lepas landas dari landasan pacu 20 pada pukul 06.12. Sayangnya, semua 19 orang di dalamnya tewas.

Regulasi Ketat dari Otoritas Penerbangan Sipil Nepal

Selama musim puncak turis, Bandara Lukla menangani lebih dari 50 penerbangan setiap hari. Pada tahun 2008, namanya diubah menjadi Bandara Tenzing-Hillary untuk menghormati Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay, para pendaki pertama yang mencapai puncak Gunung Everest. Terbang ke Lukla bisa sangat menantang karena cuaca yang tidak terduga.

Perubahan angin dapat menunda penerbangan selama berhari-hari jika langit tidak cerah dan jarak pandang buruk. Terkadang, penumpang bahkan harus turun dari pesawat pada menit terakhir sebelum lepas landas. Karena kondisi ekstrem ini, Otoritas Penerbangan Sipil Nepal telah menetapkan standar yang sangat ketat untuk pilot.

Pilot harus memenuhi kriteria ketat untuk dapat mendarat di Lukla. Mereka wajib telah menyelesaikan 100 penerbangan lepas landas dan pendaratan pendek. Selain itu, mereka harus memiliki setidaknya satu tahun pengalaman terbang di Nepal, dan telah menyelesaikan sepuluh penerbangan ke Bandara Lukla dengan instruktur bersertifikat.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |