BYD Kurangi Produksi Mobil Listrik Imbas Stok Unit Menumpuk di Dealer

5 hours ago 1

CNN Indonesia

Kamis, 26 Jun 2025 18:00 WIB

BYD mengurangi shift kerja dan memangkas produksi mobil listrik di China karena stok yang menumpuk. BYD mengurangi shift kerja dan memangkas produksi mobil listrik di China karena stok yang menumpuk. (CNNIndonesia/Chandra Erlangga)

Jakarta, CNN Indonesia --

BYD memutuskan memperlambat produksi mobil listrik mereka di sejumlah pabrik di China. Langkah ini diambil setelah stok unit menumpuk di dealer meski perusahaan sudah memberikan diskon besar-besaran.

BYD membatalkan shift malam dan memangkas kapasitas produksi hingga sepertiga di sedikitnya empat fasilitas perakitan. Selain itu mereka juga menunda rencana penambahan lini produksi baru demi efisiensi biaya.

Dua sumber Reuters menyebutkan keputusan itu didorong dua faktor utama, yakni penghematan operasional dan penjualan yang tidak sesuai target. Penyesuaian ini menjadi sinyal bahwa pertumbuhan agresif BYD mulai melambat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa tahun terakhir BYD tumbuh pesat hingga mampu menyalip Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar dunia dari sisi volume. Namun, persaingan harga yang ketat dan pasar domestik yang jenuh mulai menjadi tantangan serius.

Pada Mei lalu, BYD menerapkan potongan harga untuk 22 model sekaligus, dengan nilai diskon mencapai 53 ribu yuan atau sekitar Rp120 juta. Diskon ini ditujukan untuk mengurangi stok yang menumpuk di jaringan dealer mereka.

Sayangnya, strategi tersebut belum cukup efektif menekan inventaris. Bahkan, jaringan dealer besar di provinsi Shandong dilaporkan tutup, dengan setidaknya 20 tokonya ditinggalkan atau berhenti beroperasi.

Survei dari Asosiasi Dealer Mobil China menunjukkan rata-rata stok BYD mencapai 3,21 bulan, tertinggi di antara seluruh merek otomotif di negara itu. Sebagai perbandingan, rata-rata stok industri hanya berada di angka 1,38 bulan.

Produksi BYD juga menunjukkan perlambatan signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Pada April dan Mei, pertumbuhan output tahunan mereka hanya tercatat masing-masing 13 persen dan 0,2 persen.

Data ini merupakan performa terendah sejak Februari, saat produksi sempat terganggu libur Tahun Baru Imlek. Jika dibandingkan kuartal akhir 2024, rata-rata output BYD pada April dan Mei 2025 turun sekitar 29 persen.

Regulator China saat ini mulai memperketat pengawasan terhadap industri otomotif akibat dampak persaingan harga yang terlalu ekstrem. Sementara itu, BYD dan produsen lokal lainnya mulai fokus memperluas ekspor untuk mengimbangi stagnasi pasar dalam negeri.

(job/fea)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |