Federasi Kickboxing Minta Maaf Soal Polemik di SEA Games 2025

3 hours ago 3

CNN Indonesia

Rabu, 24 Des 2025 21:25 WIB

Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PP KBI), Ngatino, meminta maaf atas polemik yang terjadi di SEA Games 2025. Ngatino (kanan) minta maaf terkait polemik yang melibatkan kickboxing Indonesia selama SEA Games 2025. (ANTARA/HO-PP KBI)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Pusat Kickboxing Indonesia (PP KBI), Ngatino, meminta maaf atas polemik yang terjadi di SEA Games 2025.

Sorotan publik mengarah pada masalah kompleks di SEA Games 2025 yang menyeret kickboxing Indonesia. Ini setelah Wakil Ketua PP KBI, Rosi Nurasjati diusir dari SEA Games 2025 karena berada di hotel atlet yang memerlukan akreditasi khusus. Dalam hal ini, Rosi tak memiliki akreditasi menyusul status suspended dari Konfederasi Kickboxing Asia (AKC).

"Tentunya mohon maaf manakala kejadian ini tidak mengenakkan atau menjadi heboh untuk kita semuanya. Itu yang tidak kami inginkan. Terima kasih," kata Ngatino melalui sambungan video jarak jauh dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persoalan pengusiran Rosi Nurasjati dari SEA Games 2025 bukan yang satu-satunya. Ketika dalam rangkaian perlombaan, salah satu atlet yakni Andi Mesyara Jerni Maswara menyampaikan protes terbuka melalui unggahan video di Instagram karena merasa dicurangi.

Dalam video tersebut, Jerni menceritakan dirinya 'ditekan' wasit karena tidak aktif menyerang. Jerni mengklaim, tak sporadis menyerang adalah bagian dari strateginya.

Belakangan Jerni mendapat medali perunggu di SEA Games 2025. Sesaat sebelum pengalungan medali, Jerni mengaku 'ditekan' lagi oleh perwakilan NOC Indonesia, dalam hal ini Krisna Bayu yang menjabat sebagai Anggota Exco Komite Olimpiade Indonesia.

"Sebelum pengalungan medali saya ditarik oleh pihak NOC untuk meng-takedown video yang telah saya viralkan dengan alasan bisa merusak reputasi Asian Kickboxing Federation," ucap Jerni dalam konferensi pers terpisah di Jakarta, pekan lalu.

Melihat situasi pelik ini, pihak federasi kickboxing Indonesia melalui Ngatino membantah ada intimidasi. Menurutnya, kedatangan Krisna Bayu adalah bentuk diplomasi agar Jerni tetap mendapatkan haknya atas medali perunggu.

"Enggak benar [intimidasi itu]. Jadi kejadiannya kan tentunya AKC ini karena ada permintaan dari panitia tuan rumah [hapus video Jerni]. Kemudian dari AKC bilang kepada kami, tidak akan memberikan medali ke Indonesia. Khusus nomor itu," ujar Ngatino.

"Atau, [opsi] yang diminta oleh AKC adalah medali itu akan kami serahkan kepada NOC, bukan kepada [atlet] yang bersangkutan," ia menambahkan.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/sry)

Read Entire Article
| | | |