Jangan Sampai Salah Penanganan, Ini Beda Maag dan GERD

5 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Saat mengalami sejumlah gejala, orang mengira itu merupakan maag. Padahal sesungguhnya sudah mengarah pada GERD. Sebaiknya kenali beda maag dan GERD agar tepat penanganannya. 

Keluhan nyeri ulu hati, perut terasa penuh, hingga sensasi terbakar di dada sering kali dianggap sebagai gejala maag. Padahal, menurut para ahli, keluhan ini juga bisa menjadi tanda dari GERD atau gastroesophageal reflux disease

Keduanya sering disalah artikan sebagai satu penyakit yang sama, padahal penyebab dan penanganannya berbeda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Pondok Indah - Puri Indah, Imelda Maria Loho menjelaskan bahwa maag atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai dispepsia merupakan sekumpulan gejala gangguan pencernaan yang terjadi di saluran cerna bagian atas. 

Gejala yang sering muncul antara lain nyeri atau panas di ulu hati, mual, muntah, perut terasa penuh, serta cepat kenyang meski makan hanya sedikit.

"Maag ini umumnya disebabkan oleh iritasi di lambung karena pola makan yang tidak teratur, stres berlebihan, atau konsumsi makanan dan minuman tertentu seperti yang terlalu pedas, asam, dan berlemak," kata dia saat acara temu media RSPI di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (18/6). 

Sementara itu, GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan iritasi. 

Gejala yang ditimbulkan antara lain rasa terbakar di dada (heartburn), rasa pahit atau asam di mulut, nyeri dada, hingga sensasi mengganjal di tenggorokan.

GERD biasanya terjadi secara kronis dan dapat memburuk bila tidak ditangani dengan baik.

Imelda menyebut GERD terjadi akibat otot katup di bagian bawah kerongkongan atau lower esophageal sphincter (LES) melemah. Dalam kondisi normal, katup ini berfungsi mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan.

Akan tetapi, saat fungsinya melemah, asam lambung bisa dengan mudah mengalir ke atas dan menyebabkan iritasi.

"Kalau asam lambung naik lebih dari dua kali dalam seminggu, itu sudah bisa dikategorikan sebagai GERD," kata dia.

Faktor risiko GERD cukup beragam, mulai dari obesitas, kehamilan, usia lanjut, hingga kebiasaan tidur atau berbaring segera setelah makan.

Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu, kondisi medis seperti gastroparesis, hernia hiatus, serta riwayat operasi di area perut juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami GERD.

Gaya hidup jadi biang kerok

Ilustrasi Seseorang yang Stres Karena Pekerjaan/ Foto: pexels.com/energepic.comIlustrasi. Baik maag maupun GERD sama-sama dipicu gaya hidup yang tidak sehat. Faktor stres ternyata turut memengaruhi kedua masalah pencernaan ini. (Destriyani Putri Lestari)

Baik maag maupun GERD umumnya dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang tidak teratur, konsumsi makanan tinggi lemak dan garam, serta kebiasaan merokok yang bisa semakin memperparah kondisi tersebut.

Kemudian faktor stres, penggunaan obat pereda nyeri secara berlebihan, dan kondisi medis tertentu seperti penyakit autoimun, HIV/AIDS, Crohn, gangguan ginjal, hingga penyakit liver juga bisa memengaruhi kesehatan saluran cerna.

Untuk mencegah kekambuhan atau memperparah gejala, Imelda menyarankan agar masyarakat mulai menerapkan pola makan yang teratur.

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan stres, menghindari makanan pemicu seperti makanan pedas dan asam, serta tidak langsung berbaring setelah makan.

"Usahakan ada jeda sekitar 4-6 jam antara waktu makan. Kalau merasa lapar di antaranya, bisa konsumsi camilan sehat. Yang tak kalah penting, hindari kopi berlebihan dan atur stres dengan baik," jelasnya.

Meski terkesan ringan, keluhan lambung yang berlangsung terus-menerus sebaiknya tidak diabaikan.

Jika gejala tidak membaik dalam beberapa hari, disertai muntah darah, penurunan berat badan yang signifikan, atau nyeri dada hebat, segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Penanganan yang tepat akan sangat bergantung pada diagnosis yang akurat. Makanya, mengenali perbedaan antara maag dan GERD menjadi langkah awal penting agar tidak salah dalam mengambil tindakan medis," kata Imelda.

(tis/els)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |