Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, turun langsung ke Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, Selasa (30/12), untuk mengecek langsung harga dan ketersediaan pangan menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Inspeksi mendadak (sidak) ini dilakukan untuk memastikan tidak ada pihak yang memanfaatkan momen Nataru untuk menaikkan harga pangan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Kami tidak ingin ada yang memanfaatkan situasi di saat Natal dan Tahun baru, kemudian seenaknya menaikkan harga di atas HET. Sekali lagi, kita adalah produsen minyak goreng terbesar di dunia. Tidak ada alasan untuk naik. Harus ikuti HET yang ada," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (20/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sidak tersebut, ia menemukan harga minyak goreng rakyat di lapangan masih dijual di atas HET, dengan kisaran harga mencapai Rp18.000 per liter.
Menyikapi temuan itu, Amran menegaskan bahwa pemerintah akan menelusuri penyebab kenaikan harga dari sisi hulu, khususnya produsen dan distributor, bukan pedagang eceran.
Menurutnya, pedagang kecil tidak seharusnya menjadi pihak yang disalahkan ketika persoalan terjadi di tingkat distribusi atau produksi. Ia juga menyampaikan bahwa secara nasional tidak terdapat faktor fundamental yang mendorong kenaikan harga pangan.
"Sekarang beras, minyak goreng tidak ada alasan naik. Karena saat ini produksinya tinggi," tegas dia.
Amran mengingatkan agar tidak ada praktik pengambilan keuntungan berlebihan yang merugikan masyarakat, terutama pada momen meningkatnya kebutuhan pangan seperti Nataru.
Pemerintah, kata dia, akan bertindak tegas terhadap pelaku usaha di hulu apabila terbukti sengaja memainkan harga demi keuntungan pribadi, termasuk dengan penyegelan usaha hingga pencabutan izin.
Di sisi lain, Amran juga mengapresiasi pedagang beras yang tetap menjual komoditasnya di bawah HET. Ia menilai kepatuhan terhadap regulasi menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.
"Kami ucapkan terima kasih kepada pedagang yang dulu berjanji menurunkan harga beras di bawah HET," ucapnya.
Salah satu pedagang di Pasar Tebet Barat, Junaidi, menyampaikan bahwa kenaikan harga minyak goreng tidak berdampak signifikan terhadap keuntungan pedagang eceran.
"Untung per liter keuntungan dapat Rp1.000-an. Kita naikin harga juga kesian juga sama rakyat juga," kata dia.
Amran menegaskan bahwa pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan imbauan. Ia memastikan langkah penindakan akan dilakukan apabila ditemukan pelanggaran, sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan selama periode Nataru.
"Kalau dulu himbauan. Sekarang, bila ada yang melanggar, itu ditindak," pungkasnya.
(rir)

















































