Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengonfirmasi objek misterius yang masuk ke Tata Surya adalah objek antarbintang. Objek itu melesat ke arah Matahari dengan kecepatan 245.000 km/jam.
Berita tentang objek yang diberi nama A11pl3Z ini muncul pada Selasa (1/7), ketika NASA dan International Astronomical Union (IAU) sama-sama mendaftarkannya sebagai objek yang telah dikonfirmasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Objek itu pertama kali ditemukan dalam data yang dikumpulkan 25-29 Juni oleh Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS), yang secara otomatis memindai langit malam dengan menggunakan teleskop di Hawaii, Chili, dan Afrika Selatan.
Beberapa teleskop di seluruh dunia kemudian menemukan objek tersebut dalam data pengamatan yang dimulai sejak 14 Juni.
Dikutip dari Live Science, objek itu bergerak menuju Matahari dengan sangat cepat, sekitar 245.000 km/jam, dan pengamatan menunjukkan objek tersebut berada di lintasan yang sangat datar dan lurus, tidak seperti objek lain di Tata Surya.
Hal tersebut membuat banyak ahli berspekulasi benda itu berasal dari luar pengaruh gravitasi Matahari dan memiliki momentum yang cukup untuk melesat lurus melewati lingkungan kosmik tanpa melambat.
Dalam pernyataan pada Rabu (2/7), NASA mengatakan A11pl3Z adalah sebuah objek antarbintang dan tidak akan lama berada di Tata Surya.
Para peneliti juga mengumumkan nama resmi baru objek tersebut, yaitu 3I/ATLAS, dan mengungkapkan bahwa objek tersebut kemungkinan besar adalah sebuah komet.
Pernyataan itu mematahkan anggapan sebelumnya bahwa objek tersebut adalah sebuah asteroid. Nama lengkap komet tersebut adalah C/2025 N1 (ATLAS).
Hingga saat ini, hanya ada dua objek antarbintang yang telah dikonfirmasi bertamu ke Tata Surya. Pertama adalah komet 2I/Borisov, yang terlihat melintasi Tata Surya pada 2019.
Objek kedua adalah 'Oumuamua, objek berbentuk cerutu yang menjadi berita utama pada 2017.
Kala itu, beberapa astronom berpendapat objek tersebut berpotensi sebagai wahana alien, tetapi para ahli menunjukkan bahwa objek tersebut kemungkinan besar merupakan batu angkasa yang memuntahkan hidrogen.
Meski baru mengonfirmasi tiga objek, para ilmuwan sudah lama menduga kalau ada lebih banyak lagi interloper antarbintang yang melintasi lingkungan kosmik kita tanpa pernah terdeteksi.
Para peneliti awalnya menduga bahwa 3I/ATLAS adalah sebuah asteroid, seperti 'Oumuamua.
Namun, objek tersebut menunjukkan "tanda-tanda tentatif aktivitas komet" seperti 2I/Borisov. Pusat Penelitian Planet Kecil IAU menyebut tanda itu di antaranya adalah dikelilingi awan gas dan es yang terang yang dikenal sebagai koma, dan memiliki apa yang tampak seperti ekor.
Belum ada informasi tambahan mengenai ukuran dan bentuk komet potensial tersebut. Dugaan terbaik saat ini adalah ukurannya bisa mencapai 20 kilometer.
NASA mengungkapkan informasi terbaru tentang perjalanan komet ini dalam melintasi Tata Surya.
3I/ATLAS saat ini berjarak sekitar 4,5 kali lebih jauh dari Matahari dibandingkan jarak Bumi ke Matahari. Ia akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari, atau perihelion, pada tanggal 30 Oktober, dan berada dalam jarak 1,4 jarak Bumi-Matahari.
Tak lama sebelum itu terjadi, komet ini juga akan berada dalam jarak terdekatnya dengan Mars, yaitu 0,4 satuan astronomi (AU) dari Planet Merah.
Bumi akan berada di sisi berlawanan dengan 3I/ATLAS saat komet ini melintas di dekat Matahari. Komet ini kemungkinan akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada Desember, dalam perjalanannya kembali ke luar Tata Surya.
Alhasil, para pejabat NASA menyebut komet ini tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi dan akan tetap berada pada jarak setidaknya 1,6 satuan astronomi.
(lom/chri)