Operasi Brutal dan Berdarah Mossad Israel, Punya Unit Pembunuh

4 hours ago 2

imf | CNN Indonesia

Rabu, 18 Jun 2025 17:27 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas intelijen Israel Mossad memainkan peran sangat penting dalam penyerangan ke Iran.

Lewat aksi mata-mata dan penyusupan, mereka berhasil mengawali perang terbuka lewat operasi Rising Lion.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dinas intelijen ini juga dikenal dengan aksi pembunuhannya yang menyasar para pemimpin Palestina hingga Iran.

Mereka akan menggunakan racun, penembak jitu, hingga bom untuk melenyapkan para pemimpin Palestina atau para pejuang Palestina.

Pada April 2018 silam misalnya, ilmuwan Palestina yang sedang studi di Malaysia, Fadi Al Batsh, ditembak di Kuala Lumpur. Ahli elektro itu ditembak dua orang tak dikenal saat berjalan menuju ke Masjid Setepak di sana.

Al Jazeera membuat laporan cukup lengkap perihal kasus ini. Menurut Al Jazeera, Al Batsh sudah menjadi target operasi dinas rahasia Israel sejak lama. Al Batsh spesialis power system ini masuk daftar Mossad dengan kategori "loyalis" dan seorang ilmuwan Palestina yang berkontribusi penting dalam forum internasional bidang energi.

Menurut wartawan investigasi Israel Ronen Bergman, yang menulis buku "Rise and Kill First" pembunuhan Fadi merupakan tangkapan besar yang sudah masuk dalam target Mossad.

"Pembunuhan dilakukan menggunakan motor, yang sering digunakan Mossad kala memburu target. Pembunuhan profesional dilakukan jauh dari Israel jadi poin penting," katanya.

Dan pembunuhan Mossad yang tak kalah kejam saat mengebom pemimpin Hamas Ismael Haniyeh di Iran bersama pengawal pribadinya Juli 2024 silam. Haniyah berada di Teheran, untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeskhian. Saat kembali ke wisma penginapan, bom tiba-tiba meledak. Diduga bom ditanam dan diledakan dari jarak jauh.

Begitu pula dengan kematian pemimpin pembebasan Palestina (PLO) Yasser Arafat yang disebut didalangi Mossad. Sebab, Arafat sudah lama menjadi target Israel untuk dilenyapkan. Hingga kematiannya pada 2004 silam, banyak yang diyakini pemimpin Palestina paling kharismatik itu tewas diracun.

Al Jazeera pernah menurunkan laporan bagaimana dinas rahasia yang didirikan 1949 itu mengindentifikasi target hingga mengeksekusi. Korban misalnya, kadang-kadang diidentifikasi oleh dinas dalam negeri dan militer Israel lainnya.

Misalnya, dalam kasus Al Batsh dapat diidentifikasi sebagai target melalui pengumpulan umum informasi intelijen melalui unit-unit di dalam organisasi militer dan intelijen Israel yang mengikuti Hamas.

Al Batsh juga dapat diidentifikasi melalui operasi intelijen Israel lainnya dan jaringan mata-mata Israel di seluruh dunia.

Sumber-sumber Al Jazeera mengatakan bahwa komunikasi Hamas antara Gaza, Istanbul (Turki) dan Beirut (Lebanon) diawasi ketat oleh jaringan intelijen Israel. Dengan demikian, pemilihan awal Al Batsh kemungkinan besar dilakukan melalui saluran-saluran ini.

Bersambung ke halaman berikutnya...


Read Entire Article
| | | |