Pakar Sarankan Penumpang Pesawat Tak Perlu Bantal Leher untuk Tidur

5 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Bantal leher adalah pemandangan umum di setiap penerbangan, namun para pakar belanja memperingatkan bahwa aksesori ini tidak selalu menjadi solusi terbaik untuk mendapatkan tidur yang berkualitas di pesawat.

Siapa pun yang pernah bepergian dengan pesawat pasti tahu betapa sulitnya mendapatkan tidur yang nyenyak, kecuali kamu cukup beruntung berada di kelas satu penerbangan.

Maka, tidak mengherankan jika dalam beberapa dekade terakhir, bantal leher telah menjadi aksesori wajib bagi para pelancong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, seorang pakar belanja, Fred Harrington, CEO Proxy Coupons, mengklaim bahwa bantal leher sebenarnya bukanlah kebutuhan esensial perjalanan. Sebaliknya, menurutnya, itu adalah trik untuk membuat pelancong mengeluarkan uang saat mereka lelah di bandara.

Fred Harrington menyatakan, terlepas dari popularitasnya, sebagian besar bantal leher tidak memberikan dukungan nyata yang memadai untuk kepala dan leher kamu karena dirancang untuk satu posisi tidur tertentu.

"Barang-barang ini ada di mana-mana di bandara karena merupakan pembelian impulsif yang memanfaatkan pelancong yang lelah," jelas Harrington, seperti dilansir Mirror.

Tips Tidur Nyenyak Tanpa Bantal Leher dan Hindari Jet Lag

Jika kamu melakukan penerbangan singkat, barang bawaan kamu mungkin sudah cukup untuk power nap singkat. Harrington membagikan salah satu tips perjalanannya: "Sweater yang digulung atau bantal kecil dari rumah memiliki fungsi yang sama tanpa memakan banyak tempat. Lebih baik lagi, investasikan pada headphone peredam bising, mereka akan membantu Anda tidur jauh lebih nyenyak daripada bantal apa pun."

Dia menjelaskan bahwa seringkali, pelancong secara keliru percaya bahwa mereka membutuhkan peralatan khusus untuk setiap skenario. "Tetapi kenyataannya adalah barang sederhana yang serbaguna biasanya bekerja lebih baik," ucapnya.

Barang lain yang menurutnya tidak perlu untuk bepergian termasuk perlengkapan mandi berukuran travel (jika kamu bepergian hanya dengan tas kabin), adaptor universal, charger ponsel portabel, dan steamer pakaian portabel.

Tentu saja, jika kamu terbang jarak jauh, mungkin akan mencari banyak trik untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Untungnya, seorang ahli tidur baru-baru ini berbagi tips terbaik mereka untuk mengatasi jet lag.

Ini termasuk menjawab perdebatan lama: apakah Anda mencoba tidur di pesawat, atau Anda tetap terjaga untuk menghindari jet lag?

Menurut Martin Seeley, CEO dan pakar tidur di MattressNextDay, semuanya tergantung pada waktu kedatangan kamu. Ia baru-baru ini menjelaskan: "Jawabannya tergantung pada kapan Anda tiba."

Jika penerbangan kamu mendarat di pagi atau sore hari, tidur di pesawat akan membantu kamu menghindari kelelahan saat tiba. Gunakan masker mata, penutup telinga, dan bantal leher untuk membuat diri kamu nyaman.

"Tetapi jika Anda mendarat di malam hari, cobalah untuk tetap terjaga selama beberapa jam terakhir penerbangan untuk membantu Anda tertidur begitu Anda tiba di sana. Tidur di waktu yang tepat di pesawat adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi jet lag," terang Seeley.

Jika kamu hanya berpikir untuk melakukan power nap singkat, kamu mungkin ingin menyetel alarm. Menurut Seeley, kamu harus membatasi tidur siang tidak lebih dari setengah jam, atau itu justru bisa merugikan saat mencoba membuat tubuh beradaptasi dengan zona waktu baru.

"Tujuannya adalah untuk tetap sedekat mungkin dengan waktu setempat, agar jam tubuh Anda menyesuaikan lebih cepat dan jet lag tidak berlarut-larut," katanya.

(wiw)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |