Para Pakar Nilai Raja Charles dan Harry Berbaikan Cuma Mimpi

1 day ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah pakar Kerajaan Inggris sepakat bahwa gagasan perdamaian Raja Charles III dengan anaknya, Pangeran Harry, lebih baik dihilangkan untuk saat ini. Meskipun, Raja Charles akan ke Kanada untuk kunjungan pada 26-27 Mei 2025.

Namun para pengamat Kerajaan Inggris menilai bahwa kedekatan secara geografis dan fisik tak terlalu berarti, apalagi keduanya sudah tak lagi saling berkomunikasi sejak lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saja Raja ingin semacam rekonsiliasi dengan putra bungsunya," kata penyiar dan fotografer Kerajaan Inggris, Helena Chard. "Namun sudah lebih dari lima tahun sejak Megxit, dan Harry masih penuh dengan permusuhan."

"Pangeran Harry sudah menghancurkan semua kepercayaan dan peluang rekonsiliasi apa pun dengan ayahnya dan keluarga Kerajaan untuk saat ini," katanya.

Pakar Kerajaan Inggris, Hilary Fordwich, juga berpendapat senada. Harry selain dianggap sudah menghancurkan kepercayaan keluarga Kerajaan Inggris, juga keluhannya dianggap berpeluang berpengaruh secara konstitusional.

"Raja Charles tak bisa melakukan percakapan pribadi dengan putranya yang badung itu tanpa takut Harry akan membocorkannya kepada media isi percakapan mereka yang besifat intim itu," kata Fordwich.

[Gambas:Video CNN]

"Tidak ada tanda-tanda rekonsiliasi. Pernyataan Harry [ke media] mencerminkan rasa pasrah mengenai keadaan hubungan mereka yang menyedihkan, yang masih sangat retak," katanya.

"Harry telah dengan sengaja dan sadar menyebabkan rasa sakit dan kerusakan umum lewat tindakannya, sehingga keluarga Kerajaan menganggapnya sebagai orang yang tidak terkendali, oleh karena itu mereka enggan terlibat lebih jauh dengannya," papar Fordwich.

"Secara khusus, komentar publiknya mengenai kesehatan dan keamanan ayahnya dipandang sangat tidak pantas, serta kontraproduktif."

Selain itu, diberitakan Fox News Digital dan New York Post pada Senin (26/5), pengamat Kerajaan Inggris lainnya, Shannon Felton Spence mengatakan perjalanan dinas Kerajaan Inggris sudah diatur sejak jauh-jauh hari dan akan sulit untuk berubah mendadak.

Raja Charles III sebelumnya disebut kesal dan frustrasi dengan kelakuan Pangeran Harry yang membahas permasalahan keluarga dalam wawancara dengan BBC setelah kekalahan dalam gugatan jaminan keamanan yang ia minta ke Pemerintah Inggris.

Raja Charles merasa Harry tidak menghargai dan memahami posisinya yang sulit sebagai monarki yang tak bisa campur tangan dalam permasalahan pemerintahan seperti yang terjadi dengan Harry.

Dalam konstitusi Kerajaan Inggris, monarki tidak bisa campur tangan akan jalannya pemerintahan negara kerajaan tersebut. Monarki hanya bertindak sebagai pemersatu negara yang sifatnya lebih banyak pada simbolis.

Sementara itu, bila Raja Charles memenuhi keinginan Harry ataupun pendukung suami Meghan Markle itu untuk ikut bersuara atas perselisihan Harry dengan Pemerintah Inggris, maka hal tersebut akan melanggar konstitusi.

(end)

Read Entire Article
| | | |