Prediksi Cuaca Sepekan, Mana Wilayah Paling Basah?

1 day ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Musim kemarau 2025 di Indonesia sedikit berbeda saat ini, karena cenderung basah dibanding kering. Bahkan, selama periode libur long weekend ini sejumlah daerah diprediksi bakal diguyur hujan deras.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap dalam beberapa hari terakhir sejumlah wilayah mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Kondisi hujan di musim kemarau ini disebut dengan kemarau basah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut BMKG saat ini sebagian besar wilayah masih menunjukkan pola peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau pancaroba. Pada periode ini, pola cuaca umumnya cenderung cerah berawan pada pagi hingga menjelang siang hari, lalu berubah menjadi hujan disertai petir pada sore hingga malam hari.

BMKG mencatat sepekan terakhir sejumlah wilayah mengalami hujan sangat lebat (100-150 mm/hari) hingga hujan ekstrem (>150 mm/hari) yang memicu bencana hidrometeorologi.

Hujan sangat lebat hingga ekstrem tercatat pada tanggal 19 Mei 2025 di Kota Ambon, Maluku (199.9 mm/hari) dan Kabupaten Gresik, Jawa Timur (103.3 mm/hari); tanggal 20 Mei 2025 di Kepulauan Tanimbar, Maluku (107.0 mm/hari); serta tanggal 21 Mei 2025 di Kota Tangerang, Banten (118.4 mm/hari).

Pengaruh fenomena atmosfer

Sejumlah fenomena atmosfer disebut ikut mempengaruhi hujan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir. Di antaranya adalah Madden-Julian Oscillation (MJO) yang terpantau berada pada fase 4 dan berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan, terutama di bagian barat Indonesia.

Selain itu, gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diperkirakan akan terus aktif selama sepekan mendatang, berpotensi mempengaruhi pola cuaca di berbagai daerah.

"Keberadaan sirkulasi siklonik dan labilitas atmosfer yang tinggi juga memberikan peluang untuk meningkatkan pertumbuhan awan hujan yang dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama," kata BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan Periode 27 Mei-2 Juni 2025.

Labilitas atmosfer skala lokal di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan turut meningkatkan mekanisme konvektif yang mampu membentuk awan-awan hujan pada skala lokal di Indonesia bagian selatan.

Kemudian, interaksi skala regional yang dipengaruhi oleh terbentuknya front dingin di Australia bagian selatan, secara tidak langsung ikut memicu terbentuknya sirkulasi siklonik/sistem tekanan rendah di wilayah selatan Indonesia.

"Mengingat sifat dinamis atmosfer yang sangat mudah berubah, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem," ujar BMKG.

Prediksi cuaca hingga 2 Juni

BMKG memprediksi cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga ringan. Namun, BMKG mengimbau agar masyarakat mewaspadai peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung.

Kemudian, di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara.

Selanjutnya, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, BMKG juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi di wilayah-wilayah tersebut.

(dmi/dmi)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |