CNN Indonesia
Selasa, 17 Jun 2025 18:32 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Keuangan Sri Mulyani 'menyenggol' Menteri ESDM Bahlil Lahadalia karena lifting minyak Indonesia belum mencapai target 605 barel per hari pada 2025.
"Lifting minyak kita di 567 ribu barel per hari, di bawah asumsi APBN (2025), yaitu 605 ribu barel per hari," ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN KiTA di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (17/6).
"Kita harapkan nanti dari Menteri ESDM (Bahlil Lahadalia) dan SKK (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) akan menyampaikan, moga-moga lifting minyak bisa naik menembus di atas 600 lagi (barel per hari)," sambung Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Angka lifting minyak yang disampaikan Bendahara Negara itu merupakan realisasi per Mei 2025. Jumlahnya memang masih di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2025.
Capaian lifting minyak pada tahun lalu sebesar 579,7 barel per hari juga tak mencapai target yang dipatok, yakni 635 barel per hari.
Di lain sisi, ia menyoroti harga minyak dunia yang masih bergejolak. Ini diperparah dengan adanya perang di Timur Tengah antara Israel dengan Iran.
Ia menyebut asumsi harga minyak di APBN 2025 adalah US$82 per barel. Sedangkan pada end of period (eop) berada di posisi US$62,75 dan mencapai US$70,05 secara year to date (ytd), yakni masih di bawah harga asumsi.
"Lifting gas (realisasi per Mei 2025) di 987,5 ribu barel setara minyak per hari, di bawah asumsi kita 1.005 ribu barel setara minyak per hari. Ini adalah sesuatu yang juga harus kita lihat," wanti-wanti sang Bendahara Negara.
"Selain dipengaruhi oleh kondisi di dalam negeri kita, terutama untuk sektor pertambangan minyak, juga dipengaruhi oleh apa yang sekarang sedang berlangsung di Timur Tengah, yaitu perang antara Israel dengan Iran," tandasnya.
(skt/pta)