CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2025 19:48 WIB
Telkom memisahkan bisnis wholesale fiber connectivity ke Infranexia untuk fokus pengelolaan dan optimalisasi aset, targetkan revenue Rp40 triliun pada 2030. (Foto: CNN Indonesia/Loamy N)
Jakarta, CNN Indonesia --
Telkom mengungkap alasan pemisahan (spin-off) sebagian bisnis dan aset wholesale fiber connectivity dari Telkom kepada PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) yang dikenal dengan InfraNexia.
"Kami melihat bahwa pengelolaan infrastruktur jaringan khususnya fiber optik itu membutuhkan fokus yang khusus, membutuhkan tata kelola yang khusus dan juga model bisnis yang lebih terdedikasi agar mampu menghasilkan nilai yang maksimal atau creating value yang optimal dalam memonetasi dan membuka ruang kemitraan strategi yang lebih luas lagi," kata Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam konferensi pers di Telkom Landmark Tower, Jakarta, Kamis (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, Infranexia ini dihadirkan sebagai entitas Telkom Grup yang secara khusus mengonsolidasikan, mengelola dan mengumpulkan bisnis wholesale fiber connectivity," tambahnya.
Dian menjelaskan transformasi ini dilakukan berdasarkan strategi jangka menengah yang disebut sebagai Telkom 30 yang merujuk ke target pada 2030.
Dalam strategi tersebut, Infranexia berperan dalam optimalisasi aset digital fiber optic.
Salah satu objektif Infranexia, kata Dian, adalah untuk memberikan layanan konektivitas kepada pelanggan secara lebih luas lagi sehingga industri telekomunikasi itu bisa lebih berkembang dan juga lebih efisien.
Saat ini pemisahan sebagian aset ini baru memasuki fase 1, dengan fase 2 diharapkan bisa dilakukan semester 2026.
Pada tahap pertama aset yang dipisahkan sekitar 50 persen dari total aset fiber optik Telkom dengan aset book value sekitar Rp35 triliun.
Saat ini pendapatan utama bisnis fiber optik Telkom ini masih didapatkan dari Telkomsel, dengan kontribusi sekitar 90 persen. Dian mengatakan ke depannya kontribusi ini diharapkan berubah dengan tambahan dari selain Telkomsel.
"Diharapkan kedepannya komposisi tersebut bisa berubah sehingga bisnis dari luar Telkomsel, dari luar Telkomsel bisa berkembang dengan lebih signifikan," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Strategic Business Development & Portfolio Seno Soemadji mengatakan Infranexia akan fokus pada dua area, yakni wholesale dan ISP (internet service provider) dalam 5 tahun ke depan.
Kemudian, ia mengatakan entitas baru ini akan fokus terhadap produk-produk dengan margin yang lebih besar dan lebih sehat.
"Dan tentunya dengan harapan itu kita juga memperhitungkan sekarang ini revenue-nya ada di angka sekitar Rp14 sampai Rp16 triliun. Dan di tahun 2030 kita harapkan, kita sudah simulasikan revenue itu bisa ada di angka Rp40 triliunan," katanya.
(lom/dmi)

















































