Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump marah dan mengaku tidak senang dengan apa yang dilakukan Presiden Vladimir Putin usai Rusia menggempur Ukraina dengan 367 rudal hingga drone dalam semalam pada Minggu (25/5).
Ini merupakan serangan udara terbesar yang dilancarkan Rusia selama menginvasi Ukraina sejak Februari 2022 lalu. Trump menyatakan ia tidak tahu "apa yang sebenarnya terjadi" dengan Rusia dan bahwa ia "tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin. Dia membunuh banyak orang, dan saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Putin. Saya sudah mengenalnya sejak lama. Selalu akur dengannya, tapi sekarang dia mengirimkan roket ke kota-kota dan membunuh orang. Saya sama sekali tidak suka itu," ujar Trump kepada wartawan di New Jersey dalam perjalanan kembali ke Washington, D.C., Minggu malam.
Trump kesal Putin "bertingkah" kala Rusia dan Ukraina tengah dalam proses merundingkan kesepakatan damai demi mengakhiri invasi Moskow terhadap Ukraina. AS menjadi mediator dalam perundingan ini.
"Kami sedang dalam proses pembicaraan, tapi dia (Putin) malah menembakkan roket ke Kyiv dan kota-kota lain," papar Trump menambahkan seperti dikutip CNN.
Trump mengatakan dirinya "sangat terkejut" dengan perkembangan situasi tersebut, meskipun sepekan sebelumnya Rusia juga telah melancarkan serangan drone terbesar ke Ukraina yang berlangsung hanya sehari sebelum Putin dan Trump berbicara melalui telepon.
"Saya tidak suka dengan tindakan Putin, bahkan sedikit pun tidak. Dia membunuh orang. Ada sesuatu yang berubah dari orang ini (Putin), dan saya tidak menyukainya," tambah Trump.
Trump juga menyatakan bahwa ia "sangat mungkin" mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Rusia, seperti yang diminta oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Trump selama ini kerap membanggakan hubungannya yang baik dengan Putin. Ia juga sempat berbicara dengan Presiden Rusia tersebut pada Senin pekan lalu dalam upaya menegosiasikan gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina.
Setelah panggilan telepon dengan Putin, serta pembicaraan lanjutan dengan Zelensky dan para sekutu Eropa lainnya, Trump mengumumkan bahwa "Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi menuju Gencatan Senjata dan, yang lebih penting lagi, mengakhiri perang."
Trump menambahkan bahwa kesepakatan "akan dinegosiasikan oleh kedua belah pihak, karena hanya mereka yang mengetahui secara rinci hal-hal dalam perundingan yang tidak diketahui oleh pihak lain."
Sementara itu, Ukraina mengutuk keras serangan terbaru Rusia kemarin dan menuntut dunia untuk "membuka mata" lebih lebar lagi terhadap agresi Rusia ke negaranya yang sudah melanggar hukum internasional.
"Diamnya Amerika, dan juga diamnya pihak-pihak lain di dunia, hanya akan semakin memberi semangat kepada Putin," ucap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sebanyak 12 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka imbas serangan besar-besaran Rusia ke berbagai wilayah Ukraina ini, termasuk anak-anak.
Di antara korban tewas, terdapat tiga anak dari satu keluarga di wilayah Zhytomyr, barat Kyiv. Ia menyebutkan bahwa orang tua anak-anak itu dilarikan ke rumah sakit dan sang ibu dalam kondisi kritis.
(rds)