Baru Pulih 80 Persen, Listrik ke Korban Bencana Aceh Terhalang Lumpur

2 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyampaikan pemulihan listrik pascabencana di Aceh belum menjangkau seluruh rumah warga terdampak.

Meski jaringan listrik di tingkat desa sebagian besar telah pulih, aliran listrik ke rumah pelanggan masih terkendala karena banyak bangunan tertimbun lumpur dan mengalami kerusakan.

"Desanya sudah menyala tetapi rumah-rumah pelanggan PLN juga masih tertimbun dengan lumpur sehingga kami belum berani menyalakan. Belum bisa karena nanti bisa tersengat," ujar Darmawan dalam Rapat Koordinasi Satgas Pemulihan Pasca Bencana DPR RI dengan K/L dan Kepala Daerah Terdampak di Banda Aceh, Selasa (30/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan secara keseluruhan pemulihan sistem kelistrikan di Aceh telah mencapai sekitar 70-80 persen.

Dari 23 kabupaten/kota, sebanyak 15 kabupaten/kota telah pulih 100 persen dari sisi desa, sementara delapan kabupaten lainnya masih dalam tahap pemulihan bertahap.

Darmawan merinci tiga daerah dengan capaian pemulihan terendah saat ini adalah Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues. Di Aceh Tengah, baru 70,8 persen desa yang kembali menyala.

Di Bener Meriah, 194 dari 232 desa telah pulih, sementara 38 desa masih padam. Adapun di Gayo Lues, sekitar 69,9 persen desa telah menyala, dengan 41 desa masih padam.

Pemulihan di wilayah-wilayah tersebut terkendala akses evakuasi material. Untuk Aceh Tengah dan Bener Meriah, PLN masih mengandalkan jalur udara, termasuk pesawat Hercules, untuk mengirim 510 tiang listrik.

Sementara di Gayo Lues, jalur darat mulai terbuka dari Langsa, Kutacane hingga Blangkejeren, sehingga 210 tiang listrik sedang dalam perjalanan ke lokasi.

"Pemulihan sistem kelistrikan itu berhubungan dengan akses evakuasi material. Daerah-daerah yang memang aksesnya masih terbuka, pemulihan sistem kelistrikan bisa berjalan dengan cepat," ujarnya.

Di sejumlah daerah lain, pemulihan jaringan desa justru berjalan cepat, namun dampak kerusakan pada rumah pelanggan sangat besar. Di Aceh Utara, dari 850 desa hanya dua desa yang masih padam, tetapi jumlah rumah terdampak mencapai lebih dari 80 ribu unit.

Kondisi serupa juga terjadi di Aceh Tamiang dengan lebih dari 38 ribu rumah terdampak, serta di Bireuen dan Aceh Timur meski mayoritas desa telah kembali menyala.

Menurut Darmawan, penyambungan listrik ke rumah warga dilakukan secara bertahap karena harus memastikan instalasi aman dan tidak membahayakan penghuni. Lumpur dan kerusakan berat pada bangunan membuat proses tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibanding pemulihan jaringan utama.

Sebagai perbandingan, Darmawan menyebut skala gangguan kelistrikan akibat bencana kali ini jauh lebih luas dibanding tsunami Aceh 2004.

"Pada saat tsunami 2004, kerusakan sistem kelistrikan ada di delapan titik, sedangkan bencana kali ini di Aceh ada 442 titik. Jadi skalanya sangat berbeda, kali ini sangat masif," katanya.

Selain pemulihan rumah warga, PLN juga memprioritaskan pemulihan listrik untuk fasilitas layanan publik, termasuk rumah sakit umum daerah dan puskesmas agar layanan dasar bagi masyarakat terdampak bencana tetap berjalan.

[Gambas:Video CNN]

(del/sfr)

Read Entire Article
| | | |