Jakarta, CNN Indonesia --
Lebih dari dua dekade setelah perilisan film horor kiamat zombi 28 Days Later, sutradara Danny Boyle kembali ke waralaba tersebut dengan 28 Years Later bersama sudut pandang dan sentuhan baru teknologi.
Salah satu inovasinya adalah dalam pengaturan kamera. Boyle ikut terlibat dan mengakui terkadang menggunakan hingga 20 iPhone sekaligus yang dilengkapi perangkat khusus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ponsel pintar, sekarang akan merekam pada resolusi 4K, yang merupakan resolusi sinema. Jadi Anda dapat menggunakannya," kata Boyle seperti diberitakan Reuters pada Kamis (19/6).
"Ponsel pintar sangat ringan. Anda dapat pergi ke suatu tempat dengan langkah yang sangat ringan dan Anda juga dapat membuat perangkat khusus dengannya, itu merupakan yang kami lakukan untuk beberapa adegan aksi penuh kekerasan dalam film tersebut."
IGN pada Sabtu (21/6) memberitakan sebagian besar adegan 28 Years Later direkam menggunakan iPhone 15 Pro Max. Boyle menggunakan kamera iPhone untuk mengambil situasi pencahayaan redup, mimpi buruk zombi Spike dengan warna merah yang mencolok pada night-vision.
Ia mengatakan inovasi tersebut muncul dalam pikirannya setelah beberapa kali melihat ada pemutaran khusus film pertamanya, 28 Days Later.
Tak hanya dalam teknis pengambilan gambar, film itu mengambil langkah baru dalam plot dan penceritaan, bukan melanjutkan langsung kisah dari 28 Weeks Later.
Dalam film kedua, Rage Virus diceritakan sudah tersebar ke seluruh dunia. 28 Years Later kemudian memilih fokus pada kembali ke Inggris dan para penyintas membangun kembali kehidupan mereka.
Ceritanya juga menampilkan varian baru dari mereka yang terinfeksi, mengeksplorasi tema komunitas, tradisi, bahkan sekte.
"Sesekali ada pemutaran (28 Days Later) dan film itu belum benar-benar ketinggalan zaman," kata Boyle
"Yang lebih penting, reaksi orang-orang terhadap film itu terasa seperti mereka sedang menonton sesuatu yang sangat kekinian ... Dan itu membuat kami mulai berpikir, haruskah kami memperkenalkan sesuatu yang lain ke dunia ini?"
Behind the scenes pengambilan gambar 28 Years Later menggunakan 20 iPhone dengan setup khusus. (Sony Pictures)
Aaron Taylor-Johnson selaku salah satu pemeran utama mengatakan teknik tersebut memberikan film tersebut tekstur yang "mendalam dan mendalam". "Kadang-kadang saya merasa agak vulnerable karena sangat invasif."
Film aslinya, 28 Days Later, berlatar belakang rage virus yang menghancurkan Inggris dan memaksa penduduknya dikarantina. Film ini diikuti sekuelnya 28 Weeks Later, yang disutradarai Juan Carlos Fresnadillo.
28 Years Later pun hadir di layar lebar global dan kembali digarap Danny Boyle serta penulis naskah original, Alex Garland.
Dibintangi Aaron Taylor-Johnson, Jodie Comer, Ralph Fiennes, dan pendatang baru Alfie Williams, film itu mengikuti perjalanan seorang anak laki-laki bersama ayahnya dari komunitas tertutup di sebuah pulau ke daratan utama untuk membunuh zombi pertamanya.
Ibunya berjuang melawan penyakit yang mengisolasinya dari seluruh komunitasnya dan mengancam akan menghancurkan keluarganya.
28 Years Later akan menjadi film pertama dari trilogi film baru, dengan film kedua, 28 Years Later: The Bone Temple, yang dijadwalkan rilis di bioskop pada Januari 2026.
(reuters/chri)