Contoh Khutbah Jumat Menyambut Tahun Baru Islam, Momen Muhasabah Diri

4 hours ago 1
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Momen menjelang pergantian tahun Hijriah sangat tepat dimanfaatkan oleh para khatib untuk menyampaikan khutbah sholat Jumat.

Berikut contoh khutbah Jumat tentang tahun baru Islam untuk mengajak jemaah merenung dan melakukan muhasabah atas perjalanan hidup selama satu tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, 1 Muharram 1447 H yang menandai awal tahun baru Islam akan jatuh pada tanggal 27 Juni 2025.

Dalam menyambut tahun baru ini, umat Islam dianjurkan untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri, memperbaiki amal, dan menata kembali niat.

Tujuannya agar ketika memasuki tahun yang baru, kita dapat dengan semangat menjadi hamba Allah yang lebih taat dan lebih baik.

Berikut teks khutbah Jumat untuk menyambut tahun baru Islam tentang muhasabah diri yang dilansir dari laman NU Online.

Contoh khutbah Jumat 1

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah sholat Jumat hafidhakumullah,

Tahun hijriah, berbeda dari tahun masehi, menghitung waktu berdasarkan siklus bulan mengelilingi bumi. Karena itu pula kalender ini disebut kalender kamariah.

Namun lebih dari itu, Islam memandang waktu bukan sekadar hitungan hari, tetapi juga peluang untuk mendekat kepada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam Surat At-Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

Artinya: "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan... di antaranya ada empat bulan haram. Itulah agama yang lurus."

Empat bulan mulia dalam Islam, yakni Zulkaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab menjadi momen penting untuk memperbanyak ibadah dan menghindari dosa. Imam Al-Ghazali menyebut hari-hari dan bulan-bulan utama ini sebagai waktu-waktu terbaik untuk memperbanyak amal.

Seperti halnya tempat suci, waktu pun ada yang dimuliakan. Waktu-waktu tersebut termasuk hari Jumat, bulan Ramadhan, dan tentu saja bulan Muharram. Pada waktu-waktu ini, pahala dilipatgandakan dan doa lebih mudah dikabulkan.

Ibnu 'Asyur menyampaikan tafsir penting bahwa:

وَاعْلَمْ أَنَّ تَفْضِيْلَ اْلأَوْقَاتِ وَالْبِقَاعِ يُشَبِّهُ تَفْضِيْلَ النَّاسِ، فَتَفْضِيْلُ النَّاسِ بِمَا يَصْدُرُ عَنْهُمْ مِنَ اْلأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ، وَاْلأَخْلَاقِ اْلكَرِيْمَةِ

Artinya: "Kemuliaan waktu dan tempat menyerupai kemuliaan manusia, yaitu tergantung amal baik dan akhlak mulia mereka."

Dengan demikian, keutamaan Muharram tak serta merta menjadikan seorang muslim mulia. Kemuliaan itu baru hadir jika waktu tersebut diisi dengan amal baik.

Di antara amalan utama dalam Muharram adalah puasa. Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Ibnu Majah:

"Puasa di bulan Allah, yaitu Muharram, adalah yang paling utama setelah Ramadhan."

Hari Asyura (10 Muharram) pun sangat dianjurkan untuk berpuasa karena bisa menghapus dosa selama setahun. Selain itu, Muharram juga menjadi momen penting untuk berbagi kepada anak yatim. Banyak umat Islam di Indonesia memanfaatkannya sebagai "lebaran anak yatim".

KH Shaleh Darat bahkan menyebut 10 Muharram sebagai semacam hari raya umat Islam, dengan menekankan pentingnya sedekah kepada fakir miskin. Nilai kepedulian sosial menjadi bagian penting dalam memuliakan bulan ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh khutbah Jumat 2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Memasuki tahun baru Hijriah, umat Islam diingatkan untuk menjadikan tiga kalimat pendek, yakni Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Bismillah-sebagai bekal utama meniti hari-hari ke depan. Tiga kata ini tidak hanya sarat makna, tetapi juga menjadi fondasi sikap batin seorang mukmin dalam menyambut masa depan.

Pertama, ucapkan Alhamdulillah. Ini adalah wujud rasa syukur atas kesempatan hidup, iman, dan kesehatan yang Allah masih berikan. Bersyukur akan membuka pintu-pintu kebaikan lainnya, sebagaimana firman Allah dalam QS Ibrahim ayat 7:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Kedua, lafalkan Astaghfirullah sebagai tanda introspeksi dan pengakuan atas kekhilafan. Mengucapkan istigfar tidak sekadar ritual lisan, melainkan sebuah ajakan untuk menyelami kesalahan masa lalu dan berkomitmen memperbaikinya. Dalam QS Al-Hasyr ayat 18, Allah mengingatkan:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok."

Ketiga, buka tahun baru dengan Bismillah. Kalimat ini menandai permulaan segala amal, menjadi lambang ketawakalan dan pengharapan akan keberkahan dari Allah Swt. Dengan menyebut nama-Nya, kita berharap setiap langkah mendapat rida dan pertolongan. Sebagaimana firman Allah dalam QS Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Tahun baru adalah kesempatan memperbaiki diri dan menata kehidupan yang lebih baik. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: "Siapa yang harinya lebih baik dari kemarin, maka ia beruntung. Siapa yang harinya sama dengan kemarin, maka ia merugi. Siapa yang harinya lebih buruk dari kemarin, maka ia celaka."

Demikian yang dapat saya sampaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh khutbah Jumat 3

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Swt,

Kita semua patut bersyukur kepada Allah Swt karena masih diberikan kesempatan untuk menginjak tahun yang baru dalam kehidupan ini. Nikmat umur dan waktu adalah karunia besar yang kerap luput kita syukuri.

Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, mari kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk memperbaiki diri-baik dari sisi ibadah, akhlak, maupun hubungan kita sesama manusia.

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ بَلَغَنَا إِلَى الْعَامِ الْجَدِيْدِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ قَوْلُهُ السَّدِيْدُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ.

Dalam salah satu ayat Al Quran, Allah Swt menyeru kepada orang-orang beriman:

"يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ"

(QS Al-Hasyr: 18)

Ayat ini memberi pesan yang jelas yaitu bertakwalah, dan lihatlah apa yang telah kita siapkan untuk hari esok. Esok yang dimaksud bukan hanya hari-hari setelah ini di dunia, tetapi lebih utama adalah hari akhirat.

Maka tidak ada waktu yang lebih baik untuk bermuhasabah selain di saat Allah masih memberikan kita usia dan kesadaran untuk melakukannya.

Sepanjang tahun lalu, kita semua mengalami dinamika kehidupan. Ada yang berduka, ada pula yang bersuka cita. Ada yang kehilangan orang tercinta, dan ada pula yang mendapatkan pencapaian besar.

Di tengah semua itu, pertanyaan penting yang patut kita ajukan kepada diri kita sendiri adalah sudahkah kita menjadi hamba yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya?

Muhasabah mencakup dua sisi di antaranya mengenali kebaikan yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan, serta menyadari kesalahan yang harus diperbaiki.

Jika ibadah kita masih bolong-bolong, tahun ini saatnya memperbaiki. Jika kita masih mudah marah, iri, atau bermalasan, mari kita tekan dan ubah pelan-pelan. Bila selama ini kita kurang peduli pada sesama, mari lebih peka terhadap penderitaan orang lain.

Seorang ulama besar, Imam Ibnu Katsir, menjelaskan bahwa ayat tadi mengandung perintah agar manusia menilai dirinya sendiri sebelum nantinya ia benar-benar dihisab oleh Allah. Bahkan Rasulullah Saw juga bersabda:

"الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى الله الْأَمَانِيَّ"

Artinya: "Orang bijak adalah yang menilai dirinya dan beramal untuk bekal setelah mati. Sedangkan orang bodoh adalah yang menuruti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Jelaslah bahwa evaluasi diri bukanlah sikap pesimis, melainkan cermin keimanan dan kematangan rohani. Justru dengan menyadari kekurangan, kita bisa naik tingkat dalam kedekatan kepada Allah Swt.

Takwa yang disebut dua kali dalam ayat tadi, menurut Imam Al-Qurthubi, menjadi tanda bahwa Allah ingin kita bertobat dari dosa masa lalu dan menjaga diri dari maksiat di masa depan.

Dengan semangat tahun baru ini, mari kita buka lembaran baru dalam hidup kita dengan komitmen untuk memperbaiki diri. Mari kita tingkatkan amal saleh, perbanyak istigfar, dan bangun hubungan yang lebih baik dengan Allah Swt serta sesama manusia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Contoh khutbah Jumat 4

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dimuliakan Allah, khutbah ini mengajak kita semua untuk memperbaiki diri. Jangan hanya sekadar mengganti kalender, tapi perbarui juga semangat dalam beribadah. Rasulullah saw pernah bersabda:

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ

Artinya: Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan kemarin, maka ia merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk, maka ia celaka. (HR Al-Hakim)

Pesan hadis tersebut menekankan pentingnya pertumbuhan diri. Kita perlu muhasabah, mengevaluasi hari-hari yang telah berlalu dan menyusun langkah menuju kebaikan yang lebih konsisten.

Dalam riwayat lain, Nabi saw bersabda:

مَنْ اِسْتَوَى يَوْمَاهُ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ وَمَنْ كَانَ آَخِرُ يَوْمَيْهِ شَرًّا فَهُوَ مَلْعُوْنٌ وَمَنْ لَمْ يَكُنْ فِي الزِّيَادَةِ فَهُوَ فِي النُّقْصَانِ وَمَنْ كَانَ فِي النُّقْصَانِ فَالْمَوْتُ خَيْرٌ لَهُ وَمَنْ اِشْتَاقَ إِلَى الْجَنَّةِ سَارَعَ فِي الْخَيْرَاتِ

Artinya: Barang siapa yang kedua harinya sama, maka ia rugi. Jika lebih buruk, ia terlaknat. Jika tidak bertambah baik, maka ia sedang berkurang. Dan kematian lebih baik baginya. Siapa yang rindu surga, ia akan segera berbuat kebaikan. (HR ad-Dailami)

Semangat ini dikuatkan oleh firman Allah dalam QS Al-Hasyr ayat 18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18)

Imam al-Qusyairi menafsirkan ayat ini sebagai perintah untuk selalu memperbaiki diri, bukan hanya dalam ibadah, tapi juga dalam memperkuat ketakwaan dan menghindari dosa.

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Itulah contoh khutbah Jumat menyambut tahun baru Islam untuk mengajak jemaah bermuhasabah atas perjalanan hidup selama satu tahun terakhir. Semoga membantu.

(asp/juh)

Read Entire Article
| | | |