CNN Indonesia
Jumat, 27 Jun 2025 09:47 WIB

Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan konsekuensi serius akibat serangan Amerika Serikat ke tiga situs nuklir Iran.
Dalam pernyataan usai Konferensi Tingkat Tinggi Uni Eropa di Brussels, Macron berujar serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran "benar-benar efektif" dalam melemahkan kemampuan nuklir Teheran.
Kendati demikian, merupakan "skenario terburuk" jika Iran malah memutuskan keluar dari perjanjian non-proliferasi nuklir buntut serangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang terburuk yaitu Iran keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) sebagai konsekuensi dari serangan AS. Jika demikian, pada akhirnya justru terjadi penyimpangan dan pelemahan kolektif," kata Macron kepada wartawan, seperti dikutip AFP.
Macron berujar dirinya akan segera bicara dengan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dalam beberapa hari ke depan sebagai upaya untuk mempertahankan NPT.
Pembicaraan itu sendiri sudah dimulai sejak ia menelepon Presiden AS Donald Trump, Kamis (26/6) untuk menyampaikan isi pembicaraannya dengan Iran, yang telah dia lakukan sebelumnya.
"Harapan kami adalah akan ada konvergensi pandangan yang nyata," ucap Macron.
Iran meratifikasi NPT pada 1970 dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait aktivitas nuklirnya.
NPT adalah perjanjian yang membatasi kepemilikan senjata nuklir,yang menjadi rujukan utama semua negara dalam upaya perlucutan senjata nuklir, non proliferasi, dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
Namun, baru-baru ini, tepatnya pasca serangan AS ke situs nuklir Iran pada 22 Juni, Teheran bersiap untuk menarik diri dari perjanjian tersebut.
Pada Senin (23/6), parlemen Iran menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang mendorong suspensi penuh Teheran terhadap IAEA, yang dituduh terlibat dalam serangan Israel ke Iran.
Iran menuduh pernyataan IAEA soal situs nuklirnya dijadikan pembenaran oleh Israel untuk menyerang Teheran.
Serangan AS ke tiga situs nuklir Iran sendiri dilancarkan atas permohonan Israel. Serangan itu menyasar fasilitas nuklir Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Menurut AS, serangannya telah berhasil melenyapkan seluruh kemampuan Iran untuk melanjutkan program nuklir. Namun, sejumlah media AS melaporkan penilaian awal intelijen yang menyebut serangan Washington cuma melemahkan program nuklir Iran selama berbulan-bulan.
Presiden AS Donald Trump dan Gedung Putih telah membantah laporan intelijen tersebut.
(blq/mik)