Jakarta, CNN Indonesia --
Apa itu diabetes tipe 5 kini menjadi sorotan setelah Federasi Diabetes Internasional (International Diabetes Federation/IDF) secara resmi mengumumkan pengakuan diabetes jenis baru tersebut. Pengakuan ini menandai babak penting dalam pemahaman global tentang diabetes, terutama di negara-negara berkembang.
Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang berkaitan dengan gangguan hormon insulin. Kondisi ini menyebabkan sel-sel tubuh tidak mampu mengelola gula darah dengan baik sehingga kadar glukosa dalam darah meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara global, termasuk di Indonesia, diabetes menjadi salah satu penyakit tidak menular dengan jumlah penderita tinggi dan berisiko menimbulkan komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke.
Mengutip laman resmi IDF, diabetes tipe 5 diperkirakan telah menyerang sekitar 20-25 juta orang di dunia, terutama di kawasan Asia dan Afrika. Selama puluhan tahun, kondisi ini luput dari perhatian meski dampaknya sangat besar.
"Pengakuan diabetes tipe 5 menandai perubahan bersejarah dalam cara kita menangani diabetes secara global. Sudah terlalu lama kondisi ini tidak dikenali dan memengaruhi jutaan orang," ujar Presiden IDF, Profesor Peter Schwarz beberapa waktu lalu.
Apa itu diabetes tipe 5?
Diabetes tipe 5 adalah jenis diabetes yang ditandai oleh defisiensi insulin berat atau severe insulin-deficient diabetes (SIDD). Berbeda dengan diabetes tipe 1 maupun tipe 2, kondisi ini umumnya menyerang remaja dan dewasa muda dengan perawakan kurus serta riwayat kekurangan gizi.
Diabetes tipe 5 banyak ditemukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penyakit ini berkaitan erat dengan malnutrisi kronis, khususnya kekurangan nutrisi yang terjadi sejak masa kanak-kanak hingga remaja.
Jika diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan autoimun dan diabetes tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin, maka diabetes tipe 5 memiliki mekanisme berbeda. Pada diabetes tipe 5, gangguan terjadi pada pankreas akibat kekurangan nutrisi jangka panjang.
Akibatnya, tubuh tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, tetapi penderita tidak mengalami resistensi insulin.
Menariknya, diabetes tipe 5 sebenarnya telah diamati lebih dari 70 tahun lalu. Namun, penyakit ini kerap diabaikan dalam diskusi medis global.
Meredith Hawkins, profesor dari Albert Einstein College of Medicine, menyebut diabetes yang terkait dengan malnutrisi secara historis memang kurang terdiagnosis dan sulit dipahami.
"Diabetes terkait malnutrisi sebenarnya lebih umum daripada tuberkulosis dan hampir setara dengan HIV/AIDS. Namun, ketiadaan nama resmi menghambat upaya diagnosis dan pengembangan terapi yang efektif," kata Hawkins, dikutip dari Medscape.
Hawkins pertama kali menemukan kasus ini pada 2005 saat menangani pasien muda bertubuh kurus yang tampak seperti penderita diabetes tipe 1. Mereka diberikan insulin, tetapi hasilnya tidak efektif.
Bahkan, pada beberapa kasus, insulin justru memicu penurunan gula darah yang ekstrem.
Secara historis, diabetes terkait malnutrisi pertama kali dilaporkan di Jamaika pada 1955. Kondisi ini paling sering terjadi pada pria muda di negara berkembang. Mereka kerap salah didiagnosis sebagai diabetes tipe 1, meski tidak mengalami ketosis walau kadar gula darah sangat tinggi.
(tis/tis)


















































