Industri Militer Iran Mandiri, Punya Sistem Rudal Terbaik?

5 hours ago 5

Jakarta, CNN Indonesia --

Perlawanan Iran terhadap Israel membetot sorotan masyarakat internasional.

Digempur secara mendadak tak membuat Iran lemah. Serangan balasan pun dilakukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya, negeri para Mullah ini menyimpan banyak rudal yang terus ditembakkan ke Israel.

Situs yang menyoroti persenjataan nonkonvensional Iran, Iranwatch.com, menuliskan rudal Iran adalah yang terbesar dan paling beragam di Timur Tengah.

Pada tahun 2022, Jenderal Kenneth McKenzie dari Komando Pusat AS menyatakan bahwa Iran memiliki "lebih dari 3.000" rudal balistik.

Jumlah ini tidak termasuk kekuatan rudal jelajah serang darat yang sedang berkembang pesat. Iran telah melakukan peningkatan yang signifikan dalam dekade terakhir dalam hal presisi dan akurasi rudal, sehingga menjadikannya sebagai ancaman konvensional yang semakin kuat.

Soal presisi dan akurasi, disebutkan dalam situs itu, rudal Iran bisa menjangkau hingga 2.000 kilometer.

"Namun, Iran dapat mengabaikan batas tersebut kapan saja, dan memang telah mengerahkan sebuah sistem, Khorramshahr, yang hampir pasti dapat mencapai jangkauan yang lebih jauh jika dilengkapi dengan hulu ledak yang lebih ringan," tulis situs tersebut.

Sebelum Revolusi Islam 1979, di bawah rezim Pahlavi yang didukung AS, Iran secara eksklusif menjadi pengimpor persenjataan Barat, yang sepenuhnya bergantung pada pemasok militer asing.

Setelah 46 tahun berlalu Iran menjadi salah satu negara dengan militer paling maju di kawasan itu. Pascarevolusi, Iran dimusuhi Amerika dan Israel, yang membuat mereka bergegas mendirikan industri militer Qods Aviation Industry Company di Teheran dan HESA (Iran Aircraft Manufacturing Industrial Company) di Isfahan. Mau tak mau mereka harus mandiri, sebab blokade ekonomi dan peralatan tempur dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Kedua perusahaan ini menjadi tulang punggung industri pesawat nirawak Iran yang baru lahir, mengembangkan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) pesawat udara tanpa awak, seperti pesawat nirawak pengintai Mohajer, pesawat nirawak pelatihan Talash, dan pesawat nirawak serang Ababil.

Dengan industri militer yang mandiri ini, Iran telah menggunakan rudal dalam pertempuran beberapa kali sejak 2017 termasuk serangan rudal balistik terhadap pangkalan Irak yang menampung pasukan AS pada tahun 2020.

Iran juga telah mentransfer rudal ke proksi seperti pemberontak Houthi Yaman. Pada 2024 lalu, rudal Fattah menjangkau Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah Hasan Nasrallah.

Beberapa rudal milik Iran antara lain, Shahab dengan jangkauan 300 km dan muatan antara 700-1000 kg dengan tenaga penggerak bahan bakar cair. Kemudian Fattah 110, Fattah 113, dengan jangakaun hingga 500 km dan muatan sebanyak 350 kg dan bahan bakar padat.

Kemudian Sejil dengan jarak tempuh hingga 2000 km dan muatan hingga 750 kg. Ada juga Ya Ali dengan jarak tempuh hingga 700 km dan muatan tidak diketahui, namun bahan pendorong mesin turbo jet yang kini sedang tahap uji coba. Iran juga punya rudal Zuljanah, Qased, Safir, Simorg, Paveh, Haji Qasem dan Summar.

(imf/bac)

Read Entire Article
| | | |