Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut Bibit Siklon Tropis 93S masih aktif dan berpeluang tinggi menjadi siklon tropis. Dampaknya, gelombang tinggi hingga 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Sunda hingga perairan Barat Sumatra.
Analisis BMKG per Senin (22/12) pukul 07.00 WIB menyebut bibit siklon tropis ini berada di sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Jawa Barat. 93S diperkirakan akan terus bergerak ke arah barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem Bibit Siklon Tropis 93S memiliki peluang tinggi untuk menjadi Siklon Tropis dalam periode 24 jam ke depan," tulis BMKG dalam analisisnya, Senin (22/12).
Bibit siklon tropis ini diperkirakan akan memicu gelombang tinggi 1,25-2,5 meter di beberapa wilayah perairan dalam 24 jam ke depan seperti perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Samudra Hindia barat Mentawai hingga Lampung, serta Samudra Hindia selatan Pulau Jawa.
Dalam analisis lain, BMKG menjelaskan Bibit Siklon Tropis 93S memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang.
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari Utara hingga Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari Barat Daya hingga Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 8-25 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Barat.
BMKG memperkirakan sejumlah wilayah lain berpotensi mengalami gelombang 1,25-2,5 meter pada periode 22-25 Desember. Berikut daftar wilayahnya:
- Samudra Hindia barat Aceh
- Samudra Hindia barat Kep. Nias
- Samudra Hindia barat Kep. Mentawai
- Samudra Hindia barat Bengkulu
- Samudra Hindia barat Lampung
- Samudra Hindia selatan Banten
- Samudra Hindia selatan Jawa Barat
- Samudra Hindia selatan Jawa Tengah
- Samudra Hindia selatan DI Yogyakarta
- Samudra Hindia selatan Jawa Timur
- Samudra Hindia selatan Bali
- Samudra Hindia selatan NTT
- Samudra Hindia selatan NTB
- Laut Natuna Utara
- Selat Karimata bagian utara
- Samudra Pasifik utara Maluku
- Samudra Pasifik utara Papua
- Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya
- Samudra Pasifik utara Papua Barat
- Laut Maluku
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani juga menyoroti dinamika atmosfer selama momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Ia mengatakan kondisi atmosfer berpotensi meningkatkan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia, yang dapat berdampak langsung pada keselamatan transportasi dan aktivitas masyarakat.
"Periode Nataru kali ini bertepatan dengan puncak musim hujan, sehingga potensi cuaca ekstrem perlu diantisipasi secara serius," ujar Faisal dalam keterangannya, Jumat (19/12).
Ia menjelaskan periode Nataru 2025/2026 berada pada fase puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Berdasarkan prakiraan BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi dengan intensitas mencapai 300-500 mm per bulan diprediksi terjadi pada Desember 2025 hingga Januari 2026, khususnya di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Papua Selatan, serta Kalimantan yang memiliki karakter musim hujan hampir sepanjang tahun.
"Pada periode Nataru ini, kita menghadapi kombinasi dinamika atmosfer yang cukup kompleks, mulai dari aktifnya Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer, potensi bibit siklon hingga siklon tropis, serta pengaruh La Nina lemah dan Indian Ocean Dipole (IOD) negatif. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan, terutama pada pertengahan Desember hingga awal Januari," tutur Faisal.
Merespons hal ini, BMKG melakukan langkah antisipasi seperti penguatan sistem peringatan dini yang terintegrasi, pemutakhiran informasi cuaca secara berkelanjutan, serta kesiapsiagaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai bagian dari strategi mitigasi bencana hidrometeorologi.
Selain itu, BMKG juga terus melakukan monitoring real-time terhadap perkembangan cuaca dan iklim, termasuk potensi bibit siklon dan siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta.
(lom/dmi)
















































