Jakarta, CNN Indonesia --
Joshua Van adalah pemegang sabuk kelas terbang atau flyweight di UFC yang lahir di Myanmar dan sempat tinggal di Malaysia.
Juara UFC umumnya berasal dari kawasan Amerika, baik AS atau Amerika Selatan, dan sederet negara di Eropa. Tidak banyak pemegang sabuk juara ajang mixed martial arts (MMA) itu yang berasal dari Asia.
Hanya ada dua yang benar-benar berasal dari Asia. Yang pertama adalah Zhang Weili yang merupakan salah satu ratu di kelas jerami atau strawweight putri UFC. Sedangkan yang kedua adalah Joshua Van Bawi Thawng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joshua lahir di Myanmar pada 10 Oktober 2001. Ketika negara tetangga Indonesia itu dilanda konflik militer dan politik pada 2011, Joshua dibawa orang tuanya ke Malaysia. Dua tahun berselang, Joshua kemudian pindah ke Houston, Texas, Amerika Serikat.
Sebagai minoritas, Joshua kerap mendapat perundungan. Alhasil Joshua belajar bela diri. Dari situ kemudian Joshua menancapkan tonggak cinta pada olahraga bela diri campuran.
Karier profesional Joshua dimulai pada 2021 ketika tampil di Fury Fighting Championship. Setelah menorehkan rekor tujuh kemenangan dan sekali kalah dalam kurun waktu dua tahun, pria yang mengidolakan Bruce Lee itu masuk UFC.
Gaya tarung yang terbilang brutal saat bakupukul dan adu tendang serta serbabisa, baik standfight maupun groundfight, mengantarkan Joshua pada duel-duel dengan petarung top di kelas terbang.
Hasilnya Joshua bisa bikin Bruno Silva kalah TKO dan kemudian menang mutlak atas Brandon Royval. Joshua pun dapat kesempatan bertarung melawan Alexandre Pantoja.
Hanya butuh waktu 26 detik bagi Joshua membuat Pantoja kalah. Joshua menang TKO karena Pantoja mengalami cedera lengan.
Joshua Van sudah 18 kali bertarung dan cuma dua kali kalah. (Ian Maule / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / Getty Images via AFP)
Bagaimana cerita bocah Myanmar kemudian menjadi pemuda tangguh dan kini menyandang gelar UFC? Berikut wawancara CNNIndonesia.com dengan Joshua Van:
Joshua, biasanya sulit menjadi petarung MMA yang berkualitas jika Anda berasal dari Asia. Apakah keputusan orang tua Anda membawa Anda ke Amerika Serikat menjadi titik penting bagi karier Anda?
Sebenarnya saya tidak tahu soal MMA sampai saya berusia 16, 17, atau 18. Jadi sepertinya kalau saya tetap tinggal di Myanmar, saya tidak pernah tahu seperti apa itu UFC atau MMA dan hal-hal seperti itu.
Saya pikir hidup saya bakal sangat berubah [kalau saya tidak pindah ke AS].
Menurut Anda, kenapa petarung-petarung Asia sulit bersaing dengan atlet-atlet dari negara lain seperti dari Amerika, Amerika Selatan, Eropa, atau Dagestan?
Saya tidak tahu, tetapi saya rasa itu tergantung dari si petarungnya itu sendiri. Ini bukan masalah dari mana mereka berasal, yang jadi poin penting adalah seberapa keras Anda berlatih di sasana.
Bukan perkara Anda dari Dagestan, Rusia, atau dari mana pun. Seperti saya misalnya, saya siap bertarung melawan orang-orang dari mana pun.
Tetapi apakah benar kalau ekosistem MMA di Amerika Serikat lebih baik dibanding di Asia?
Saya belum pernah berlatih di Asia jadi saya tidak tahu, tetapi saya berlatih dengan baik di sini. Jadi saya tidak bisa bilang mana yang lebih baik.
Apa Anda punya pengalaman bertanding melawan petarung asal Asia?
Ya saya berduel dengan salah satu petarung Asia di UFC dan dia begitu bagus. Sangat-sangat bagus. Dia pegulat yang bagus.
Nah bagaimana membuat ekosistem MMA yang bagus? Bagaimana cara menjadi petarung yang berkualitas kalau tidak bisa pergi ke luar negeri?
Kalau Anda mau menjadi petarung, Anda tidak perlu datang ke AS atau Rusia karena banyak petarung Rusia dan banyak petarung dari mana-mana datang berlatih ke AS tetapi mereka tidak masuk UFC.
Saya pikir enggak masalah di mana pun Anda berlatih, itu tergantung pada diri Anda. Berusahalah yang terbaik, dekatkan diri Anda pada orang-orang yang tahu apa keinginan Anda. Paham maksud saya? Jadi bukan masalah di mana Anda berlatih. Mau latihan di AS atau Rusia, atau di mana pun.
Ada petarung-petarung Filipina, kalau tidak salah mereka dari Malakay? Malakay Team [Team Lakay]? Itu bagus juga. Anda tahu orang-orang Filipina. Merke berlatih dan mereka tampil di One Championship. Lihat Manny Pacquiao. Dia berlatih di Filipina dan dia jadi juara dunia. Jadi itu maksud saya. Mau di mana pun Anda berlatih tidak masalah sebenarnya.
Joshua, Anda jadi juara UFC di usia cukup muda 24 tahun. Apakah menurut Anda ini terlalu cepat atau memang sudah sesuai rencana?
Ini waktu yang tepat. Anda tahu Tuhan adalah sutradara terbaik. Semua terjadi karena ada alasan di baliknya. Dan saya rasa Tuhan memberi saya gelar ini, juara ini atas alasan tertentu. Dan saya hanya menjalankan sebaik mungkin. Jadi saya akan menjaga sabuk ini.
Baca Lanjutan Tanya Jawab Ini di Halaman Selanjutnya>>>

















































