Satgas Pangan Panggil Produsen Pengoplos 212 Merek Beras Hari Ini

4 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Satgas Pangan memanggil produsen pemilik 212 merek beras medium dan premium yang terbukti mengoplos, pada hari ini, Senin (30/6).

Sebelum pemanggilan ini, Kementerian Pertanian (Kementan) memberi batas waktu kepada produsen pengoplos untuk membenahi persoalan tersebut selama dua pekan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan Satgas Pangan bakal menindak 212 merek yang terbukti mencurangi konsumen tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 212 merek mulai hari ini pemanggilannya. Dipanggil oleh Satgas Pangan. Ada 212 merek beras medium-premium harus ditindak," kata Amran di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (30/6) dikutip Detikfinance.

Menurutnya, penindakan terhadap produsen pengoplos beras harus dilakukan segera untuk mencegah anomali harga dan pasokan beras.

"Kita harus bereskan mafia-mafia yang bergerak di sektor pangan. Nggak boleh kita biarkan," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementan menemukan 212 merek beras di 10 provinsi tak memenuhi standar mutu. Hal itu berdasarkan investigasi yang mengevaluasi mutu dan harga beras yang beredar di pasaran.

Investigasi dilakukan pada periode 6 hingga 23 Juni 2025 ini mencakup 268 sampel beras dari 212 merek yang tersebar di 10 provinsi. Sampel ini melibatkan dua kategori beras, yaitu premium dan medium, dengan fokus utama pada parameter mutu, seperti kadar air, persentase beras kepala, butir patah, dan derajat sosoh.

Berdasarkan hasil investigasi, ditemukan 85,56 persen beras premium yang diuji tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

Kemudian, 59,78 persen beras premium tersebut juga tercatat melebihi HET, sementara 21,66 persen lainnya memiliki berat riil yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tertera pada kemasan.

Sementara, untuk beras medium, 88,24 persen dari total sampel yang diuji tidak memenuhi standar mutu SNI. Selain itu, 95,12 persen beras medium ditemukan dijual dengan harga yang melebihi HET, dan 9,38 persen memiliki selisih berat yang lebih rendah dari informasi yang tercantum pada kemasan.

"Ini kita lihat ketidaksesuaian mutu beras premium 85,56 persen, kemudian ketidak sesuaian HET 59,78 persen, kemudian beratnya (yang tidak sesuai) 21,66 persen. Kita gunakan 13 lab seluruh Indonesia, karena kita tidak ingin salah karena ini sangat sensitif", ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam konferensi persnya di Kantor Kementan, Kamis (26/6).

Berdasarkan perhitungan Kementan, kerugian yang bisa dialami oleh konsumen beras premium diperkirakan mencapai Rp34,21 triliun per tahun, sementara konsumen beras medium berpotensi merugi hingga Rp65,14 triliun.

"Jadi ini potensi kerugian konsumen sekitar Rp99 triliun. Inilah hasil tim bersama turun ke lapangan dan kita akan verifikasi ulang, nanti satgas bergerak mengecek langsung di lapangan. Ada mutunya tidak sesuai, harganya tidak sesuai, beratnya tidak sesuai, ini sangat merugikan konsumen", pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(pta)

Read Entire Article
| | | |