Waspada, Siapa Pun Bisa Kena, Apa Saja Gejala Sifilis?

5 hours ago 5
Daftar Isi

Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut siapa pun bisa kena sifilis. Lebih dari 23 ribu kasus tercatat sepanjang 2024. Lantas, apa saja gejala sifilis?

Kemenkes mengungkap ada sebanyak 23.347 kasus sifilis tercatat di Indonesia pada 2024. Infeksi menular seksual bukan sekadar isapan jempol. Data ini sebaiknya jadi alarm betapa infeksi menular seksual jadi ancaman.

"Sifilis enggak pilih-pilih. Yang enggak 'nakal' pun bisa kena. Karena itu, jangan cuma jaga image. Jaga kesehatanmu juga," tulis Kemenkes lewat akun Instragram resminya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa saja gejala sifilis?

Sifilis merupakan nama medis dari penyakit raja singa. Penyakit infeksi satu ini disebabkan bakteri Treponema pallidum.

Sifilis menular lewat kontak langsung pada kulit terbuka selama hubungan seksual baik secara vaginal, anal, maupun oral.

Selain itu, penularan juga bisa terjadi dari ibu ke bayi saat kehamilan atau persalinan. Bayi yang terinfeksi bakteri penyebab sifilis bisa mengalami komplikasi serius.

Sementara infeksi pada janin bisa berdampak risiko berat lahir rendah, lahir prematur, bahkan kematian saat lahir.

Sebaiknya tingkatkan kewaspadaan dengan mengenal gejala sifilis. Gejala infeksi ini bisa terbagi berdasar tahapan yakni, tahap primer dan tahap sekunder.

1. Tahap primer

Gejala awal sifilis biasanya berupa luka kecil di tempat bakteri masuk misal, pada alat kelamin, anus, atau mulut. Luka tidak sakit dan bisa sembuh sendiri dalam kurun waktu 3-6 minggu.

Luka kerap tidak disadari apalagi jika letaknya di dalam vagina dan anus.

2. Tahap sekunder

Luka yang sembuh bukan berarti masalah selesai. Terdapat ruam pada tubuh khususnya telapak tangan dan kaki. Ruam tidak gatal tapi bisa disertai kutil di mulut atau organ intim.

Apa saja gejala sifilis di tahap sekunder?

- Demam
- Sakit tenggorokan
- Rambut rontok
- Berat badan turun
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan

Gejala-gejala ini tidak boleh diabaikan. Jika sifilis terdeteksi sejak dini, infeksi bisa diobati dengan antibiotik. Namun jika terlambat penanganan, gejala bisa berkemban ke tahap laten dan tersier.

(els/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |