GAC Aion Berpeluang Punya Pabrik Sendiri di Indonesia

7 hours ago 3

Jakarta, CNN Indonesia --

GAC Aion diprediksi tengah mempersiapkan investasi baru untuk Indonesia yang diperkirakan tidak menggandeng PT National Assemblers dan terealisasi paling cepat satu tahun ke depan. Komitmen ini merupakan tindak lanjut dari upaya perusahaan untuk melokalisasi mobil elektrifikasi di dalam negeri.

Andrew Nasuri, Direktur Indomobil Grup menyampaikan GAC Aion yang bermarkas di China tersebut membutuhkan waktu lebih lama sebelum dapat berinvestasi mendirikan fasilitas perakitan milik sendiri di Indonesia.

Saat ini GAC Aion menunjuk Indomobil selaku rekan join venture di Indonesia untuk tahap awal produksi mobil listrik di dalam negeri agar dapat dimulai lebih cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara masih belom (GAC investasi sendiri), mereka ini perlu waktu untuk kondisikan segala invesmennya, dan karena kami bersiap investasi, jadi kami investasikan duluan. Jadi lebih ke kami duluan, baru mereka akan masuk," kata Andrew di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (10/6).

Lebih lanjut, Andrew menyampaikan tak ada target khusus terkait waktu realisasi investasiprinsipal GAC bergulir di Indonesia. Namun bukan tidak mungkin, dana segar itu mulai mengucur dalam satu tahun ke depan.

"Sementara belum ada target, tapi mereka dalam setahun, mereka bakal berpikiran begitu," ungkap Andrew.

Andrew menambahkan kerjasama antara Indomobil dan GAC saat ini menggunakan skema join venture yang menghasilkan perusahaan baru untuk mengelola bisnis mereka di Tanah Air. Struktur kepemilikannya 51 persen Indomobil Grup, dan 49 persen dipegang GAC.

Pada kesempatan terpisah, Wei Haigang, President of GAC International mengatakan Indomobil Grup menjadi tonggak utama perusahaan dalam mengembangkan merek GACAiondi Indonesia.

"Jadi GAC itu di negara lain ada join venture dan independent company, tapi di Indonesia merasa tidak bisa masuk sendiri, harus ada lokal partner untuk mempermudah, memperlancar karena di Indonesia itu pasar yang enggak gampang sekali, makanya pilih Indomobil sebagai partner-nya," ucap Wei.

Indonesia bisa seperti China?

Tampaknya GAC semakin mantap menancapkan 'kuku' di pasar otomotif Indonesia. Meski demikian, mobil konvensional memang masih jadi primadona.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan total penjualan mobil di Indonesia pada 2024 sebanyak 856.723 unit. Lebih dari setengahnya (56 persen) dikuasai PT Astra International Tbk.

Dari total penjualan mobil tersebut, penjualan mobil listrik masih terbilang kecil di angka 42.889 unit. Namun angka ini memang meningkat pesat sebesar 151,53 persen dari 2023 yakni sebanyak 17 ribu unit.

Kendati demikian, Deputy General Manager GAC Aion Zheng Chunqi melihat Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan buat mobil listrik.

Dia pun optimistis mobil listrik bisa populer di Indonesia. Kok bisa?

Di China, kata Zheng, dulu mobil listrik belum sepopuler sekarang. Ia sudah berkecimpung di industri otomotif termasuk ketika mobil listrik hanya menempati 1-2 persen pasar mobil di China sampai kini sudah di angka 50 persen.

"Selama periode ini saya bekerja keras mendorong pemerintah China untuk membangun sistem pengisian daya dan ekosistem pengisian daya di China," katanya.

Seperti dilaporkan Antara, pangsa pasar mobil listrik di China hanya sekitar 1 persen pada 2015. Namun angka ini terus bertambah berkat percepatan transisi hijau yang berorientasi pada clean energy.

Kemudian pada Juli 2024, penjualan mobil listrik melampaui mobil konvensional dengan total sebanyak 878 ribu unit atau menguasai 51,1 persen pasar domestik.

Kondisi mobil listrik di China satu dekade lalu mungkin tak ada bedanya dengan di Indonesia saat ini. Bermodal pengalaman selama bertahun-tahun, Zheng dan GAC tak ragu nantinya mobil listrik bisa lebih banyak digemari.

"Saya juga berupaya mendorong pemerintah Indonesia membangun ekosistem yang lebih lengkap untuk pengisian daya khususnya saat ada kunjungan resmi pemerintah [Indonesia] ke China," imbuhnya.

Lebih unggul ketimbang mobil konvensional

Mobil listrik menawarkan berbagai keuntungan seperti, bahan bakar berupa listrik yang terbilang lebih murah ketimbang BBM, minim polutan, dan ramah lingkungan.

"Pasar Indonesia juga sedang mengupayakan untuk mengembangkan clean energy dan listrik. Saya pikir potensinya sangat tinggi untuk [mengembangkan] new energy vehicle (NEV)," ujar Zheng saat ditemui di Guangzhou, China, beberapa waktu lalu.

Dia pun membandingkan mobil listrik dengan mobil konvensional. Menurut Zheng, mobil listrik layaknya robot bergerak yang lebih pintar daripada mobil konvensional.

GAC sendiri memiliki sejarah panjang di dunia otomotif sehingga tak perlu diragukan bahwa perusahaan ini kaya akan pengalaman.

"Kami tahu cara bagaimana membuat mobil menjadi mobil yang lebih baik. Kami pikir teknologi bisa mengubah dunia dan kami melakukan yang terbaik untuk mengembangkan teknologi baru," imbuhnya.

Sementara itu, Zheng membeberkan bahwa bukan tidak mungkin GAC akan menambah merek-merek kendaraan yang masuk ke Indonesia.

Saat ini, GAC sudah mengangkut Hyptec dan Aion. Kedua merek cukup unggul untuk urusan tipe kendaraan sedan. Namun ke depan, jika memang konsumen Indonesia lebih condong ke kendaraan tujuh kursi atau enam kursi, Zheng berkata sangat mungkin memperkenalkan GAC Motors ke Indonesia.

"Ini di bawah kendali seluruh ekosistem. Di bawah One GAC, kini kami punya strategi One GAC," ujarnya.

(als/ryh/mik)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |