Jakarta, CNN Indonesia --
Gunung Rinjani, dengan puncaknya yang menjulang di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), senantiasa menjadi magnet bagi para pendaki, bukan hanya dari dalam negeri, tapi juga berbagai penjuru dunia.
Keindahan alam Rinjani yang memukau, dari savana luas hingga Danau Segara Anak yang ikonik, menjanjikan pengalaman tak terlupakan.
Namun, di balik pesonanya, tersimpan serangkaian aturan dan prosedur ketat yang wajib dipatuhi setiap pendaki demi keselamatan bersama dan kelestarian ekosistem Rinjani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian Gunung Rinjani merupakan pedoman vital yang harus dipahami sebelum memulai petualangan.
Baru-baru ini, seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26) terperosok ketika mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/06). Dia ditemukan sudah dalam keadaan meninggal oleh tim SAR gabungan di kedalaman 600 meter pada Selasa (24/6).
Demi keamanan dan keselamatan, para pendaki sebelum naik Rinjani selain harus melakukan registrasi, juga mesti memenuhi persyaratan dokumen. Itu merupakan langkah awal yang tak boleh terlewat.
Registrasi Sebelum Mendaki Rinjani
Era digital turut merambah dunia pendakian Rinjani. Kini, setiap calon pendaki diwajibkan melakukan pemesanan tiket secara daring melalui aplikasi e-Rinjani.
Melansir rinjaninationalpark.id, prosedur ini dimulai dengan mengunduh aplikasi e-Rinjani, mendaftar akun, mengisi formulir data diri lengkap, hingga memilih rencana waktu pendakian.
Setelah memastikan ketersediaan kuota, pendaki dapat melanjutkan ke tahap pembayaran melalui kanal yang tersedia dan mencetak e-tiket sebagai bukti reservasi.
Selain tiket, kelengkapan dokumen pribadi adalah syarat mutlak. Pendaki domestik wajib menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sah, sementara pendaki mancanegara harus membawa Paspor atau KITAS yang berlaku.
Yang tak kalah penting adalah surat keterangan sehat dari dokter. Dokumen ini memastikan bahwa kondisi fisik pendaki memenuhi standar untuk menghadapi medan dan tantangan ketinggian Gunung Rinjani.
Perlengkapan dan Etika Mendaki
Keselamatan selama pendakian sangat bergantung pada kelengkapan dan kesesuaian perlengkapan yang dibawa. Setiap pendaki diwajibkan membawa peralatan standar seperti tenda, sleeping bag, matras, pakaian hangat, dan sepatu gunung yang memadai.
Kelalaian dalam mempersiapkan perlengkapan bisa berakibat fatal di tengah perubahan cuaca ekstrem khas pegunungan.
Lebih dari sekadar persyaratan fisik, pendaki juga dituntut untuk menjunjung tinggi etika dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani adalah rumah bagi flora dan fauna endemik yang harus dilindungi.
Oleh karena itu, membawa benda atau zat terlarang seperti senjata api, minuman beralkohol, dan narkoba adalah larangan keras. Hal paling krusial adalah komitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Setiap sampah yang dihasilkan selama pendakian wajib dibawa turun kembali. Ini bukan hanya aturan, melainkan wujud nyata kepedulian terhadap kelestarian alam Rinjani untuk generasi mendatang.
Dengan mematuhi SOP ini, setiap pendaki tidak hanya memastikan perjalanan yang aman dan nyaman, tetapi juga turut berkontribusi dalam menjaga keaslian dan keindahan salah satu gunung berapi terindah di Indonesia ini.
(wiw)