Protes Pecah di Universitas Pakistan Terkait Penghilangan 2 Mahasiswa

2 hours ago 2

Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi protes yang dilakukan mahasiswa dari berbagai organisasi di University of Peshawar Pakistan memasuki hari ketiga pada Rabu (17/12) lalu, menuntut kejelasan atas dugaan penghilangan dua rekan mereka.

Para pengunjuk rasa yang dipimpin Waziristan Students' Society mendatangi sejumlah fakultas dan memaksa mahasiswa memboikot perkuliahan. Mereka juga memaksa penutupan Madina Market, Coffee Shop, dan restoran Green Chili yang berada di area kampus.

Para mahasiswa menuntut segera ditemukannya Khubaib Wazir, mahasiswa semester tiga Jurusan Hubungan Internasional, serta Adnan Wazir, mahasiswa semester lima Jurusan Ilmu Politik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka menuduh bahwa kedua mahasiswa tersebut dibawa pergi oleh orang tak dikenal saat kembali ke kampus usai menghadiri Grand Jirga yang diselenggarakan pemerintah provinsi di gedung Khyber Pakhtunkhwa Assembly pada 12 November.

Hilangnya dua mahasiswa

Para pengunjuk rasa mendirikan tenda aksi di luar Khyber Medical College dan memblokade jalan utama menuju kampus. Aksi protes ini diprakarsai oleh Waziristan Students' Society, dengan aktivis Insaf Student Federation yang berafiliasi dengan partai berkuasa Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) berada di barisan depan.

Mahasiswa menegaskan bahwa menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi untuk menjamin keselamatan warga, terutama mereka yang menghadiri pertemuan yang digelar secara resmi di lingkungan parlemen provinsi.

Seorang aktivis Pakhtunkhwa Student Federation mengatakan kepada Dawn bahwa mahasiswa yang diduga diculik bukanlah aktivis Pashtun Tahafuz Movement (PTM), melainkan anggota Waziristan Students' Society.

Ia menambahkan bahwa Khubaib Wazir merupakan sekretaris panggung WSS, sementara Adnan Wazir adalah mantan koordinator media organisasi tersebut.

Aktivis itu juga menyebutkan bahwa delegasi mahasiswa telah bertemu dengan Ketua Menteri Sohail Afridi beberapa hari lalu untuk menuntut pemulihan segera kedua mahasiswa tersebut, namun belum ada hasil.

Penutupan kampus

"Baik polisi maupun instansi pemerintah belum melakukan apa pun untuk menemukan mahasiswa itu, bahkan setelah 34 hari sejak mereka menghilang," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa rektor universitas telah menyetujui untuk menggelar dialog dengan para pengunjuk rasa pada Kamis. "Jika dialog tidak berhasil, kami akan mengumumkan rencana lanjutan," katanya.

Di hari yang sama, pihak universitas menggelar rapat tingkat tinggi untuk membahas situasi tersebut. Rektor Jauhar Ali memimpin rapat yang dihadiri oleh panitera universitas, komandan polisi kampus, serta pejabat terkait lainnya. Mereka membahas dampak aksi protes dan menyusun langkah untuk mengatasinya.

Menyusul situasi yang disebut "tegang" di lingkungan kampus, pihak administrasi mengumumkan penutupan universitas mulai 22 Desember hingga 3 Januari dengan alasan libur musim dingin. Keputusan ini mengejutkan mahasiswa, yang menilai kondisi cuaca tidak "sedingin itu" untuk meliburkan kampus.

(dna)

Read Entire Article
| | | |