Hidangan Beruang Makin Diburu Setelah Populasi 'Meledak' di Jepang

2 hours ago 1

Jakarta, CNN Indonesia --

Lonjakan serangan beruang di Jepang memicu tren kuliner dengan daging beruang kini diburu konsumen setelah hewan itu dibasmi untuk menekan ancaman terhadap manusia.

Di tengah krisis tersebut, pemilik restoran di kota perbukitan Chichibu dekat Tokyo, Koji Suzuki, mengaku kesulitan dalam memenuhi lonjakan permintaan potongan daging beruang panggang di restorannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daging tersebut berasal dari beruang yang dibasmi untuk mengurangi serangan yang menewaskan sekitar 13 orang tahun ini.

Meski juga menyajikan daging rusa dan babi hutan, tetapi daging beruang menjadi paling diminati setelah maraknya berita tentang beruang yang masuk ke rumah, berkeliaran di sekolah, dan mengamuk di supermarket.

"Dengan berita tentang beruang yang semakin banyak, jumlah pelanggan yang ingin makan dagingnya telah meningkat pesat," ujar Suzuki yang berusia 71, kepada AFP.

Ia juga menyebutkan lebih baik memanfaatkan daging hasil pembasmian daripada membuangnya.

Sementara itu, Istri Suzuki, Chieko berusia 64 tahun, yang mengelola restoran itu, mengatakan permintaan kini begitu tinggi hingga ia kerap menolak pelanggan.

Salah satu pengunjung, komposer berusia 28 tahun, Takaaki Kimura, mencoba daging beruang untuk pertama kali.

"Dagingnya sangat juicy, dan semakin lama dikunyah, semakin enak rasanya," ujarnya sambil tersenyum saat duduk bersama teman-temannya di sekitar batu panggangan dan panci yang mendidih.

Meski bukan hidangan sehari-hari, daging beruang telah lama dikonsumsi di desa-desa pegunungan di Jepang.

Pemerintah Jepang berharap daging itu dapat dikembangkan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat pedesaan.

"Penting untuk mengubah satwa liar yang mengganggu menjadi sesuatu yang positif," ujar Kementerian Pertanian Jepang.

Pemerintah daerah juga akan menerima subsidi sebesar US$118 juta (sekitar Rp1,9 triliun) untuk mengendalikan populasi beruang dan mendorong konsumsi berkelanjutan.

Pemerintah Jepang berharap pembasmian beruang yang berbobot hingga setengah ton dapat mengurangi ancaman di wilayah utara negara itu.

Serangan beruang tahun ini menewaskan 13 orang, dua kali lipat dari sebelumnya, meski masih tersisa empat bulan dalam tahun fiskal.

Para ilmuwan menilai krisis ini dipicu pertumbuhan populasi beruang, berkurangnya populasi manusia, serta buruknya panen biji ek yang mendorong beruang mencari makan di tempat lain.

Pemerintah telah mengerahkan pasukan untuk memberikan bantuan logistik dalam menjebak dan memburu beruang tersebut.

Polisi anti huru hara juga ditugaskan untuk menembak mereka, dan jumlah total yang dibunuh hingga kini melampaui sebanyak 9.100 ekor yang dibunuh sepanjang 2023-2024.

(rnp/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
| | | |